Friday 29 April 2011

Import Contact ke HP Windows Mobile

Setelah mutar sana sini akhirnya ketemu juga import contact ke HP Windows Mobile tanpa harus melalui MS Outlook Express, terlebih saya yang pakai Ubuntu adalah hil yang mustahal untuk itu.


Berikut langkah - langkah import contact tanpa lewat MS Outlook

1. Install PIM Backup – install PIM Backup dari dotfred.net,
freeware bagus untuk backup & restore data untuk HP Winmo anda.
Download filenya PIM Backup - Dotfred dari sini dan install di hpnya.
2. kembali ke pc cari file back up contact anda jika blm berextensi .CSV
ubah dulu ke .CSV
3. Rename CSV file tadi menjadi .csc ( misal contact.csv -> contact.csc)
4. kompres file tadi menjadi contact.Zip
5. Rename ZIP file tadi menjadi contact.pib
6. Copy file contact.pib tadi ke device/HP nya
7. Restore dengan PIM Backup , jalankan PIM Backup di winmo anda dan browse file yang tadi kita buat dan next - next sampai selesai.

enjoyyyyyy..........
demikian semoga bermanfaat.

Tuesday 19 April 2011

Cara Edit Foto Online

Buat yang suka edit foto tapi belum mahir sama software image editor macam sotoshop & Gimp dsb. kita pakai cara instan saja via internet.

berikut list beberapa website yang menyediakan edit gambar secara online dan tentunya Gratis.



1. photofunia.com

2. Faceinhole.com

3. pizap

4. picnik

5. Pixenate

6. festisite

7. Loonapix

8. fakemagazinecover

9. makemebabies

10. hairmixer

11. BeFunky

12. FunPhotoBox

13. photo505

14. dumpr

15. Bighugelabs

16. write On It

17. MagMyPic

18. Funnywow

19. AnyMaking.

20. Blingee

21. Gross Out

22. Cut My Pic

23. Foto Flexer

24. Phxir

25. Blibs

26. Yx.Keniu

27. Pic Joke

Tuesday 5 April 2011

Bisnis Telepon Di Negeri Kita

Baru saja saya membaca email yang bagus.
Bukan karena tips marketingnya yang membuat saya semangat tapi isi dari komplain penulis akan ulah sadis Operator Telekomunikasi di negeri ini.
Saya merasa terwakili dengan tulisan beliau, karena apa yang di tulis pernah dan sering terjadi pada saya maupun orang terdekat saya.
Sejauh ini saya masih bisa bersabar dan melakukan komplain ke CS nya operator namun tidak dengan orang - orang trerdekat saya ( Orang tua, saudara dan teman kerja )
yang akhirnya saya membantu mereka melepaskan jebakan tersebut dengan menghubungi CS Operator tentu setelah beberapa ribu pulsa tersedot.



Berikut artikel selengkapnya :


Re-Thinking Marketing - Bisnis Telepon Di Negeri Kita


Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Kita sudah tahu jika dalam dunia bisnis ada jargon yang menyebut bahwa ‘Pelanggan Adalah Raja’. Sekarang jargon itu mulai bergeser menjadi ‘Pelanggan Adalah Mitra’. Anehnya, banyak sekali pelaku bisnis yang tindak-tanduknya bertolakbelakang dengan jargon itu. Bahkan, pada tingkat tertentu membuat pelanggannya marah. Seberapa besar tingkat kesabaran Anda ketika menghadapi praktek-praktek sales dan marketing buruk mereka, misalnya? Mungkin Anda sangat penyabar sehingga perlakuan apapun yang Anda terima tidak terlampau mempengaruhi kestabilan emosi Anda. Atau, Anda sedemikian pemarahnya sehingga bisa dengan mudahnya menggebrak meja? Saya, kira-kira berada diantara keduanya. Saya bisa sabar. Dan saya bisa marah juga.

Sekitar pertengahan tahun 2010 saya membeli SIM card telepon selular dari sebuah provider. Tidak tahan dengan kiriman SMS dengan konten yang tidak jelas, saya langsung membuang SIM card itu pada bulan berikutnya. Menyakitkan sekali jika mengetahui provider telepon itu mencuri pulsa kita dengan mengirim SMS semacam itu. Saya masih bisa bersabar dengan perlakukan mereka itu. Sudahlah, jangan sampai perilaku buruk orang lain menjatuhkan kualitas hidup saya.

Semakin lama mencermati, semakin saya sedih dengan cara provider telepon di negeri kita menjalankan bisnis mereka. Mereka bahkan tidak lagi bisa membedakan antara halal dan haram dalam usahanya mencapai target pendapatan perusahaan. Namun, saya tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berhenti berlangganan. Menurut pendapat Anda, berapa juta rakyat Indonesia yang pasrah seperti saya? Menghubungi nomor kontak mereka, bukan solusi karena nomor-nomor keluhan yang disediakan sering menjadi sekedar pajangan belaka. Mendatangi kantor mereka juga tidak praktis karena kita bisa menghabiskan biaya dan waktu yang sangat berharga. Jadi, “sudahlah; pasrah saja” kira-kira begitulah respon kita. Dari sudut pandang perusahaan kepasrahan pelanggan ini rupanya dianggap sebagai ‘peluang’ untuk meningkatkan laba dan pendapatan. Maka semakin bersemangatlah mereka dengan ‘gagasan-gagasan inovatifnya’ untuk menguras dompet pelanggan.

Bagaimana dengan peran pemerintah kita sebagai regulator praktek bisnis telekomunikasi? Sangat menyedihkan sekali. Setelah selama bertahun-tahun praktek bisnis tidak sehat ini berlangsung; tidak ada bukti kongkrit hasil upaya perlindungan yang efektif terhadap rakyat. Kelihatannya memang pemerintah tidak berdaya menjalankan fungsinya sebagai abdi rakyat. Sedangkan para penyedia jasa telekomunikasi bermental buruk melihatnya sebagai ‘blessing’ dalam sikap diam pemerintah yang begitu anggun. Hasilnya, semakin merajalelalah praktek-praktek sales dan marketing yang sangat buruk dalam bisnis telekomunikasi di negeri kita.

Apakah pelanggan masih menjadi raja? Oh, sekarang pelanggan adalah mitra. Begitulah jargon sales & marketing mutakhir di abad modern itu. Heeeyy…, jangan bilang siapa-siapa, sekarang kita sudah punya jargon baru dalam millennium ke-3 sales marketing kita, yaitu; pelanggan adalah s.a.p.i.p.e. r.a.h. Jangan bilang siapa-siapa, ya…. Sebagai pelangga saya hanya bisa mengalah. Ya sudahlah, berhenti berlangganan saja.

Tanggal 7 Maret 2011, saya baru menyadari bahwa 2 fasilitas telepon lainnya di rumah saya telah ‘dikerjai’ juga oleh perusahaan penyedia jasa telepon. Saya mendatangi customer service office mereka. Dengan hati sabar, kepala dingin dan dada yang lapang. Namun, petugas yang menerima saya benar-benar telah melakukan sesuatu yang menyebabkan pemakluman saya atas perlakuan buruk mereka berubah menjadi kemarahan. Walhasil, saya menuntut pejabat tertinggi di kantor itu untuk mempertanggungjawab kan seluruh praktek bisnis kotornya. Dua minggu kemudian, mereka mengganti uang saya yang sudah diambilnya sekitar Rp.700 ribu lebih sedikit. Penggantian itu dilakukan hari Jumat tanggal 18 Maret 2011. Saya senang karena uang saya kembali. Tapi saya tetap sedih karena praktek bisnis buruk itu kemungkinan terus menerus memakan korban jutaan orang lainnya yang tidak berdaya. Mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Bahkan, para penyelenggara Negara pun tidak
terlihat benar-benar peduli. Faktanya, hal itu masih saja terus terjadi.

Hari minggu tanggal 20 Maret 2011. Pagi-pagi sekali anak sulung saya datang dengan mata berkaca-kaca. “Ayah, aku dapat kiriman SMS terus nihh…..” katanya. Tahukah Anda SMS apakah gerangan itu? SMS sales marketing provider telepon yang lagi-lagi digunakan untuk menguras pulsa pelanggannya. Baru tanggal 19 kemarin anak saya mengisi pulsa, dan sejak pukul
00.11 WIB dibombardir dengan SMS pencuri pulsa. Saya lebih sedih lagi sekarang karena ternyata, selama berbulan-bulan ini keluhan anak saya tidak mendapatkan respon sepantasnya. Pagi itu saya berjanji untuk meluangkan waktu mendatangi kantor provider telepon itu. Untuk sementara, anak saya tenang. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa menit kemudian ada kiriman SMS yang sama? Saya cek sisa pulsa di hand phonenya. Tinggal tersisa 54 rupiah. Sadisnya bisnis telepon di Negara bernama Indonesia. Dan betapa tenang tenteramnya para penyelengga Negara kita menikmati amanah yang sudah diberikan oleh rakyatnya
di pundak mereka. Sungguh, sekarang saya benar-benar marah.

Tetapi, kemudian saya tergelitik untuk melihatnya dari sudut pandang praktek sales dan marketing lagi. Saya mencoba memperhatikan pola yang benar-benar kotor itu. Ketika pulsa kita kosong, atau hanya sedikit sekali; mereka berhenti mengirim SMS itu. Namun, begitu kita mengisi pulsa kembali; mesin pengirim SMS itu kembali aktif dan dengan rakusnya menyedot pulsa yang ada, sampai kering. Subhanallah, akhir zaman mungkin sudah sedemikian dekatnya sehingga orang mencuri pun sudah berani terang-terangan. Seolah-olah legal. Dan secara tidak langsung di anggap biasa oleh para penyelenggara Negara.

Bagaimana seandainya kita mengubah jargon sales dan marketing kita? Hah? Apa iya bisa? Bukankah tidak sebaiknya kita menantikan fatwa para guru marketing sekelas Pak Hermawan Kartajaya? Pak Hermawan itu sudah sangat banyak jasanya terhadap para marketer dunia baru. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi di level dunia. Jadi, ijinkan untuk sekali ini saja saya pribadi yang akan menyampaikan ‘re-thinking marketing’ dalam praktek sales dan marketing mulai saat ini. Apakah itu? Rule itu berbunyi;”Pelanggan Adalah Wakil Tuhan.”

Apakah pelanggan benar-benar merupakan ‘wakil Tuhan’? Benar. Pelanggan adalah perwujudan Tuhan yang secara fisik dan kongkrit berada di hadapan kita. Sebagai seorang pengambil keputusan dalam organisasi bisnis kita, apakah kita memiliki cukup nyali untuk pura-pura tidak tahu bahwa orang-orang yang bekerja di bagian sales dan marketing perusahaan kita telah mengkhianati wakil Tuhan? Terlalu beresiko jika kita bersikap demikian.

Tapi kan pelanggan itu bukan Tuhan? Hey, jargon baru yang saya bilang itu menyebut pelanggan sebagai ‘wakil Tuhan’, bukan menjadikan mereka sebagai ‘Tuhan-Tuhan baru’ kita. Tuhan ingin agar bisnis kita sukses dan berkah. Maka Dia mengirimkan wakilnya dalam wujud yang mudah untuk kita lihat, sehingga mudah berinteraksi dengannya. Mengapa kita tidak memahami itu sebagai isyarat dari Tuhan untuk menjadi pelayan terbaik bagi-Nya?

Jadi mulai sekarang, mari kita re-thinking marketing practice kita. Dan mari kita terapkan rule yang baru dalam praktek sales dan marketing kita. Apa bunyi rule itu? “Layanilah pelangganmu, seperti engkau melayani Tuhanmu.”

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
====================================================================

Demikian share dari saya semoga kita menjadi lebih berani dan bisa mengambil manfaatnya, segera menghubungi CS bila pulsa kita hilang tanpa jelas.
credit to: Kang Dadang