Showing posts with label motivasi. Show all posts
Showing posts with label motivasi. Show all posts

Friday 18 March 2011

Bersyukurlah pada apa saja

Bersyukurlah pada apa saja
Anda wajib mensyukuri apa pun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis, namun sebenarnya sikap anda jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecemasan atas kesalahan.

Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari semakin berat beban yang anda jejalkan pada diri anda.Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya. sedikit sekali yag melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya . Karena , anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda melihat sisi positif . Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak di pandangan anda.

Tuesday 20 January 2009

Ketakutan Global !

tetep copas dari mang Ucup

Entah di Tiongkok, di Amerika di India, di Jerman ataupun di Indonesia; kita memiliki perasaan yang sama ialah rasa Takut. Perasaan Takut ini ini bukan dirasakan oleh saya atau Anda saja melainkan oleh milyaran penduduk bumi sekarang ini. Jadi satu Ketakutan Bersama alias
Ketakutan Global !

Ketakutan dimana Angka Statistik mengenai jumlah orang yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akan menjadi Realita atau kenyataan pahit yang harus kita terima. Dimana bukan hanya sekedar Angka lagi melainkan sudah menjelma menjadi manusia, salah satunya adalah diri
kita sendiri. Sebelumnya di TV sering kita melihat Nasib mereka yang di PHK, tetapi sekarang kitalah yang menjadi pemeran atau aktor utamanya, karena mengalami nasib yang sama seperti mereka.

Apakah sekarang ini kita sudah menjadi bangsa paranoid ? Paranoid itu adalah salah satu dari gejala penyakit jiwa (baca Gendheng) yang hidup dalam rasa penuh ketakutan yang berlebihan. Kata Paranoid itu sendiri diserap dari bhs Yunani para-noia (Para = diluar; Noia = pikiran),
sebab ketakutan ini hanya ada di dalam khayalan pikiran anda saja. Tidak !

Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa dampak krisis ekonomi dunia ini sudah dirasakan oleh ratusan juta orang. Lihat saja di Amerika, Jepang bahkan Jerman sekalipun dimana pabrik mobil bergengsi seperti Mercedes sekalipun sudah mulai merumahkan karyawannya. Mereka hanya bekerja tiga hari dalam seminggu, sedangkan Toyota pabrik mobil Jepang yang
paling ngetop sekalipun untuk pertama kalinya di dalam sejarah, mengalami kerugian yang sangat besar.

Hampir setiap perusahaan mengeluh, bahkan merasa takut, karena omsetnya menurun drastis, sedangkan bantuan dari Bank sudah tidak dikucurkan lagi, sehingga hanya tinggal menunggu waktu saja, kapan mereka gulung tikar dan ribuan karyawannya di PHK. Di prediksikan di
tahun 2009 ini jumlah yang akan di PHK bisa mencapai 20% dari total pekerja, apakah ini bukannya satu hal yang perlu ditakutkan !

Krisis Ekonomi Global ini akan mendatangi kehidupan kita seperti datangnya deru ombak Tsunami yang menerjang dan memporakporandakan kehidupan banyak keluarga. Kalau Tsunami seperti di Aceh; masih mending dimana korban langsung meninggal, tapi kalau Tsunami PHK korbannya masih hidup dan harus tetap menderita terus. Apakah ini bukannya satu penderitaan yang lebih menyakitkan?

Jawablah dengan jujur apa yang bisa kita lakukan untuk membendung terjadinya hal ini ? Ketakutan ini dirasakan oleh kita semua, entah ia Wong Miskin ataupun Wong Kaya. Mau investasi takut kalau nantinya situasi ekonomi bertambah buruk. Mau buka usaha takut kalau usahanya bangkrut. Karena daya beli masyarakat semakin terpuruk. Mau simpan uang di bank, khawatir banknya dilikuidasi.

Sering kali kita baca di media mengenai pertanyaan: Apakah kita siap menghadapi krisis ekonomi ini ? Ini satu pertanyaan yang Guoo..blok bin O'on, sebab pertanyaannya bukannya "Be or not to be?" lagi seperti Hamlet dalam drama Shakespeare, sebab Siap atau tidak Siap; Loe harus menerima kenyataan ini. Sama seperti datangnya Sang Maut !

Tapi jawablah dengan jujur ! Kenapa anda tidak takut mati, padahal kematian ini satu hal yang sudah bisa dipastikan 100% alias tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kemungkinan di PHK baru diatas 90%, tetapi kenyataannya anda tidak mengkhawatirkan tentang datangnya kematian !

Yang membuat kita takut dan depresi sebenarnya adalah perasaan EGO atau Gengsi kita atau kesombongan diri kita, karena kita takut kehilangan Status. Takut kehilangan jabatan, mobil, terutama takut jadi Miskin. Apakah jadi kemiskinan itu suatu hal yang perlu ditakutkan ? Apakah kemiskinan ini harus lebih ditakutkan daripada kematian ? Kenapa hingga saat ini anda setiap harinya; anda bisa selalu enjoy dan senang, walaupun kenyataannya bisa saja besok anda koit !

Cobalah bandingkan nasib anda dengan penduduk di Palestina sekarang ini, yang setiap malam di bom tiada hentinya. Mereka layak jadi takut, tetapi bagi kita apa yang harus ditakutkan atau dicemaskan. Jadi miskin bukanlah aib, dan hidup sederhana bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan. Mang Ucup adalah Mang Ucup entah saya miskin ataupun kaya, saya tidak akan berubah

Kita dilahirkan telanjang di dunia ini, sedang yang kita miliki sekarang ini hanya sekedar pinjaman saja. Cobalah bandingkan keadaan krisis ekonomi yang sedang melanda sekarang ini, apakah ini jauh lebih buruk daripada di tahun 1998, dimana nilai uang Rupiah seperti Kertas
Bungkus Cabe yang tidak memiliki nilai lagi, karena nilai AS Dollar merosot dari dua ribu anjlok turun jadi sepuluh ribu. Tetapi kenyataannya Anda bisa mengatasinya, bahkan bisa bangkit kembali ! Apalagi problem sekarang ini adalah problem Global, jadi sudah pasti akan diatasi secara Global pula.

Jadi "Don Wori" lah, cobaan ini pasti akan berlalu, atau dalam bhs Sundanya – Gone with the Wind. Percayalah nasib anda dan saya ada jauh lebih baik dari cobaan yang diberikan kepada Nabi Ayub. Dan belajarlah dari sekarang memaknai arti kata "Cukup" apabila kita bisa
menghayatinya perkataan tersebut, pasti rasa cemas kita akan hilang dengan sendirinya. Bukankah dalam doa pun kita mengucapkan berikanlah hari ini kami makanan secukupnya, jadi bukannya untuk seminggu atau sebulan bahkan setahun yang mendatang !

Mang Ucup

Miskin itu Aib yang Sangat Memalukan !

Miskin itu Aib yang Sangat Memalukan !
bener gak sih ?

Momok yang paling menakutkan di tahun 2009 ini bukannya kuntilanak atau setan gondoruwo sejenis, melainkan takut jadi miskin. Masalahnya jadi wong kere alias wong miskin itu sangat memalukan dan merupakan aib yang paling besar; lebih memalukan daripada penyakit AIDS.
Penyakit ada obatnya tapi jatuh miskin tidak ada obatnya. Loe boleh nungging dari pagi s/d malam, bahkan berdoa tanpa diputus oleh kata Amin, bahkan melakukan demo sampai pintu sorga sekalipun jangan harap akan digubris, kalho sudah ketiban jatuh miskin tidak ada pilihan lain selainnya N'rimo!

Berdasarkan laporan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jusuf Wanandi di akhir tahun ini saja secara diam-diam sudah ratusan ribu orang terkena PHK dan trend pasti akan meningkat hingga jutaan buruh. Mereka yang terkena PHK berarti satu langkah sudah memasuki jurang pintu kemiskinan.

Kemiskinan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan secara bertahap. Diawali dengan tidak adanya pemasukan uang. Barang-barang mewah yang ada dirumah mulai di lego satu demi satu. Kendaraan pribadi roda empat pun akan diganti jadi roda dua; setelah itu menurun jadi
kaki dua alias naik angkot ato ojek. Anak yang tadinya duduk di sekolah international maupun national plus, terpaksa harus pindah ke Sekolah SD Inpres. Pekerjaan rumah tangga pun terpaksa harus dilakukan sendiri tanpa adanya pembantu lagi. Apakah hal ini; tidak akan jadi
gunjingan dan cibiran orang sekampung tuh ?

Suami yang biasanya setiap pagi dijemput oleh supir perusahaan, diganti oleh tukang ojek yang jemput sang istri untuk mengantar belanja kepasar tradisionil bukannya di Mall atau Carefour lagi. Apabila dahulu kita butuh sesuatu tinggal gesek saja Credit Card, maka sekarang tinggal menunggu waktunya saja kapan kita digasak oleh sang Debt Collector.

Rasa momok ketakutan seperti tersebut diatas bukan hanya dimiliki oleh kaum buruh kecil saja, bahkan konglomerat super kaya sekalipun merasakan hal yang serupa. Misalnya Mr Merckle konglomerat yang pernah memiliki predikat sebagai orang terkaya no 34 di kolong langit ini dan
memiliki harta kekayaan 110 triliun Rp dan termasuk orang nomor lima terkaya di Jerman, Senin kemarin melakukan bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api yang tengah berjalan. Walaupun usianya sudah mencapai 74 tahun yang seyogiyanya harus bisa lebih arif,
ternyata tidaklah demikian. Masalahnya ia takut harus menanggung Aib sebagai Wong Miskin, padahal berdasarkan Bank Dunia, orang baru bisa dinilai sebagai wong miskin apabila penghasilan Anda dibawah satu AS$ per hari.

Walaupun demikian percayalah bahwa kemiskinan itu bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan dan juga bukanlah suatu aib yang memalukan.
Buktinya banyak penganut agama seperti Hindu, Budha maupun Katolik yang khusus menjalankan kaul atau ikrar untuk jadi wong miskin. Mereka merasa bangga dan bahagia memilih kehidupan jadi wong miskin. Begitu juga mereka yang menganut filsafah hidup Kynismus yang merasa bahagia bisa hidup seperti anjing jalanan, kata Kynis diserap dari bahasa Yunani = Anjing.

Apakah kalau mang Ucup ini wong kere, tidak akan ada orang yang bersedia mengenal diri saya lagi ? Saya lebih mengutamakan naik Ojek daripada Taxi, bahkan lebih senang makan di Warteg kaki lima daripada di restoran.

Orang yang hanya menilai diri kita dari segi materi saja, bukanlah seorang sahabat yang baik. Harga diri anda maupun saya; tidak bisa dinilai dari harta yang kita miliki, melainkan dari jiwa yang kita miliki, tanpa adanya jiwa di dalam tubuh anda, berarti anda "No Body" tulen, karena sudah Koit. Maka dari itulah barang yang paling berharga yang dimiliki oleh setiap orang di dunia ini adalah "kehidupan", oleh sebab itulah pula mang Ucup setiap hari mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta dimana saya masih diberikan kesempatan untuk bisa
hidup sehari lebih lama lagi di dunia ini.

Mr Merckle melakukan bunuh diri, karena sudah putus asa, dan merasa jalan hidupnya sudah bener2 mentok total, karena dari pihak Bank tidak mau membantu memberikan kredit lagi. Ia bukan saja sudah tidak percaya kepada Bank tetapi juga kepada Sang Pencipta sekalipun; ia sudah tidak percaya lagi, hal inilah yang membuat dia jadi nekad melakukan tindakan bunuh diri !

Apakah tindakan dia itu benar ? SALAH TOTAL, buktinya sehari saja setelah ia melakukan bunuh diri; terjadi Mukjizat dimana pihak Bank akhirnya bersedia mengucurkan kredit lagi untuk membantu membangkitkan group usahanya. Hanya sayangnya bagi Mr Merckle; berita ini sudah
terlambat! Maka dari itulah di dalam kehidupan ini jangan sekali-sekali mengucapkan kata "Tak Mungkin", sebab selama kita masih hidup selama itu pula masih ada jalan.

Segelap apapun malam ini, pasti akan selalu diakhiri oleh sinar matahari dipagi hari! Hanya pada umumnya kita tidak mengetahui jam berapa sekarang ini, dan berapa jam lagi saya harus nunggu sehingga bisa melihat sinar paginya matahari? Bersabarlah sejenak sambil
menyanyikan lagu: "Morning Has Broken" dari Cat Steven. Matahari pasti akan terbit untuk menghilangkan kegelapan dan menyinari hidup anda lagi.

Sumbernya:
Mang Ucup
Email: mang.ucupgmail.com

Friday 31 October 2008

Tips tips dari Mario Teguh

dibawah ini beberapa tips buat kita dari Mario Teguh..semoga( pasti)
berguna..

*Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda*

*Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil*

*Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru*

*Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan*

*Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan*

*Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu*

*Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru*

*Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah*

*Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda*

*Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani*

*Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.*

*Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat*

*Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan*

*Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat*
*Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai*
**

Tuesday 19 August 2008

Merdeka..!!! Kita sudah merdeka ?

Dari Milsi,


Mungkin anda pernah mendengar kisah tentang sebuah masyarakat
tradisional yang beramai-ramai melakukan eksodus. Semua orang
dikampung itu meninggalkan tanah kelahirannya begitu saja.
Tahukah anda apa yang menyebabkan mereka melakukannya? Teka-teki itu
mengarahkan dugaan para ahli arkeologi kepada kemungkinan adanya hewan buas yang mengancam keselamatan. Namun, ternyata bukan. Ada wabah penyakit yang mematikan? Bukan. Tahayul yang sangat menakutkan?
Juga bukan. Lantas apa? Rupanya, mereka pergi karena sudah selama bertahun-tahun tidak turun hujan. Padahal, hujanlah satu-satunya sumber kehidupan yang menumbuhkan tetumbuhan, dan menghidupkan binatang-binatang buruan. Dengan ketiadaan hujan, tak ada lagi yang bisa menghidupi mereka. Maka, hengkanglah mereka dari tempat itu.

Sudah sejak beratus-ratus tahun lamanya sang kepala suku memimpin ritual upacara meminta hujan. Dengan diiringi nyanyian dan puji- pujian serta tari-tarian; dia memanjatkan doa. Meminta supaya sang penguasa langit bersedia menurunkan hujan. Dan penguasa bumi mau mengubah sosok hujan itu menjadi sumber kehidupan. Maka, selama
ratusan tahun itu pula mereka selalu mendapatkan hujan yang diharapkan.
Namun, beberapa tahun terakhir ini, ritual itu sudah tidak seampuh dulu lagi. Hujan tidak lagi kunjung tiba, meski ritual dan doa-doa itu terus dikumandangkan. Ketika sirna segala harapan, maka pilihan terakhir yang mereka bisa lakukan adalah; pergi
meninggalkan tempat itu. Meninggalkan tempat penuh kenangan.
Meninggalkan segala peradaban yang pernah mereka bangun selama beratus-ratus tahun.

Bertahun-tahun kemudian, seseorang datang ke desa yang tidak lagi bertuan itu. Kemudian, dia menurunkan tongkat kayu yang digunakan untuk menyangga bungkusan bekal dipundaknya. Lalu, dia menggunakan tongkat kayu itu untuk menggali. Setelah sekian lama menggali dalam susah dan payah, akhirnya dia menemukan tanah yang basah. Wajahnya berubah menjadi cerah. Ada seberkas harap tersamar disana. Dia terus
menggali. Sekarang, dia menemukan tetesan-tetasan air. Dia terus menggali. Sekarang ada sebuah lubang kecil dimana air itu memancar.Dia terus menggali. Sekarang lubang yang digalinya sudah berkembang menjadi kubangan. Dia menggali lagi. Waaah, sekarang, kubangannya telah berubah menjadi sebuah sumur!

Mungkin kita mengira bahwa orang-orang primitif itu kurang cerdas.
Mereka tidak cukup pintar untuk berpikir tentang menggali sumur.
Sehingga, mereka percaya bahwa ritual doa yang sudah digunakannya
selama beratus-ratus tahun itu adalah satu-satunya cara untuk
mendapatkan air kehidupan. "Yah, namanya juga orang primitif,"
barangkali kita menganggap demikian.
Tapi, tidakkah kita ingat bahwa kita yang mengklaim diri sebagai manusia modern ini sering sekali bertindak dan bersikap layaknya manusia-manusia primitif?

"Maksud eloh?"
Maksud saya; kita sering ingat untuk berdoa, namun sering lupa untuk menggali.
Kita meminta sesuatu, tapi lupa bahwa untuk mendapatkannya kita harus bersedia membayar harganya.
Kita mengira bahwa semua hal yang kita inginkan dimuka bumi ini bisa didapatkan hanya dengan sekedar meminta. Padahal. Tidak. Oleh karena itu, tidak mengherankan
jika begitu banyak hal yang kita dambakan, tetapi tidak kunjung kita dapatkan.
Kita sering merasa patah arang karenanya. Tapi, kita jarang sadar, bahwa kita harus mengimbangi permintaan kita itu dengan usaha yang pantas. Yang bisa menjadi dasar kuat agar keinginan kita itu terkabulkan.

Kepada Tuhan kita berdoa; "Tuhan, berikanlah kepadaku ini dan itu."
Tetapi, tindakan kita tidak menunjukkan bahwa kita pantas mendapatkannya. Padahal, jika kita tahu Tuhan itu maha adil, itu berarti bahwa Tuhan akan memperlakukan manusia sesuai dengan kontribusi masing-masing bagi hidupnya. Tidak mungkin yang maha adil memberi lebih banyak dan lebih berkah kepada orang-orang yang berusaha lebih sedikit.

Kepada perusahaan, kita mengajukan tuntutan:"Naikkan gajiku sepuluh persen."
Tetapi, kualitas kerja kita tahun ini tidak ada bedanya dengan yang tahun lalu.
Kita tidak menaikkan kinerja kita tahun ini sebesar 10% dari tahun lalu. Padahal, jika kita tahu perusahaan itu bukan badan amal, itu berarti perusahaan hanya akan sanggup menaikkan gaji karyawan jika pendapatannya juga ada peningkatan.
Tidak mungkin perusahaan yang untungnya tidak bertambah, harus menanggung beban
pembayaran semakin besar.

Kepada negara, kita meminta;"Penguasa. Penguasa. Beeerilah hambaamu uuuang. Beri hamba uang…. Beri hambaaa uuuuaaaaang. " Tetapi, kesempatan yang kita miliki sehari-hari tidak digunakan untuk melakukan tindakan produktif. Kita tidak datang dengan inisiatif.
Padahal, jika kita tahu mereka itu penguasa, itu berarti bahwa mereka bukan abdi rakyat. Tidak mungkin yang bukan abdi rakyat mengabdi untuk rakyat.

Kita ini mirip manusia-manusia primitif. Ingat berdoa kelangit diatas, lupa menggali ketanah dibawah.
Kita sering mengawang-awang dengan angan-angan dan keinginan yang menjulang. Namun, jarang ingat bahwa kaki kita menginjak tanah dimana usaha dan kerja keras diperlukan. Mungkin, itulah sebabnya guru mengaji saya dimasa kecil berkata;"Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka sendiri benar-benar melakukan perubahan-perubahan yang diinginkannya. "

Apakah itu bararti bahwa Tuhan berlepas tangan? Tuhan telah membuat hukum yang berlaku universal.
Dan, alam sudah menandatangani naskah hukum itu. Jadilah dia hukum milik alam. Kita menyebutnya hukum alam. Dengan hukum itu, alam berjanji kepada Tuhan; jika suatu benda dijatuhkah dia akan meluncur ke tanah. Jika hutan digunduli, air tidak meresap kedalam tanah. Jika lingkungan dirusak, bencana alam merangsek. Alam juga berjanji bahwa; orang yang bekerja lebih baik, mendapatkan hasil yang lebih baik.
Mereka yang menggunakan systemnya secara lebih efisien, menghasilkan kinerja yang lebih memuaskan.
Manusia yang menggunakan waktunya untuk hal-hal positif, memperoleh hasil positif. Menurut pendapat anda; Kepada mahluk yang menyia- nyiakan hidupnya, alam akan memberikan apa?

Dengan hukum itu, Tuhan memberi manusia begitu banyak pilihan.
Kamu mau jadi orang baik, silakan. Kamu mau jadi orang buruk juga boleh.
Anda memilih untuk sukses, itu bagus.
Anda lebih suka menjadi manusia gagal, tak ada halang rintang.
Anda ingin menjadi pemenang? Selamat berjuang.
Anda memilih menjadi pecundang? Siapa yang bisa melarang?
Ya, Tuhan. Ternyata, Dia memberi manusia kesempatan untuk melakukan apa saja. Belok kiri. Atau belok kanan. Putar balik. Atau terus lurus kedepan. Bukankah itu yang kita sebut sebagai kemerdekaan?

Kemerdekaan yang tidak melulu soal bule-bule yang ngacir karena tidak tahan dengan ketajaman si bambu runcing. Kemerdekaan yang tidak semata-mata peringatan setahun sekali saat tujuh belasan, sepertihari ini.
Dan upacara rutin di tahun-tahun sebelumnya. Ini tentang kemerdekaan individu yang sengaja diberikan Tuhan. Kepada setiap insan.
Kemerdekaan untuk menjadi diri sendiri.
Kemerdekaan untuk mengeksplorasi potensi diri.
Kemerdekaan untuk berlomba menjadi manusia terbaik.
Kemerdekaan untuk berkontribusi. Kemerdekaan. Untuk mengubah. Nasib. Diri sendiri.

Kemerdekaan untuk memilih hitam atau putih. Putih. Atau merah. Merah atau putih? Atau merah dan putih. Merah dicampur putih. Menjadi merah dan putih. Merah itu darah yang mengalirkan energi kehidupan. Putih itu hati yang bersih. Memilih merah dan putih, berarti memilih untuk menjadi manusia yang dipenuhi oleh energi untuk kehidupan, dengan disertai hati yang bersih.
Sehingga dengan merah dan putih itu, kita berani memproklamirkan diri sendiri sebagai manusia yang mampu memberi makna positif bagi kehidupan. Karena, setiap tindak tanduk dalam hidup, selalu dibarengi dengan hati yang putih bersih. Merah
saja tanpa putih, hanya menjadikan kita manusia yang berdaya saing tinggi, tapi tidak punya nurani. Putih saja tanpa merah, hanya menjadikan kita manusia pasrah yang tidak menghasilkan pencapaian bermakna. Merah dan putih memang harus disatukan. Menjadi satu warna utuh; merah putih. Lalu kita memeluknya erat. Hingga dia melebur
dengan jiwa dan raga kita. Agar didalam dada kitalah. Sang merah putih itu. Berkibar.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman

Catatan Kaki:
Kita terlampau sering berbicara tentang kemerdekaan dalam konteks
negara. Sehingga, kita sering lupa bahwa sebagai individu, kita juga
sudah merdeka.

Friday 8 August 2008

CARA merubah NASIB...


Sumber Mas Budi,

CARA merubah NASIB....


Posted by: "Budi Rachmat"
Wed Aug 6, 2008 6:51 pm (PDT)
Pertanyaan:
apa nasib seseorang bisa berubah ya terus kapan?
gimana caranya agar tidak terpuruk pada nasib.
...
...
...
Klo merasa nasib anda terpuruk maka berubahlah sekarang juga....!!!

BISA..., nasib seseorang bisa berubah dengan SEGERA....!! !

JIKA anda ingin merubah nasib, ubahlah segera SEKARANG juga.

Saya pernah merubah nasib saya sendiri...
- dari seorang pegawai dengan pendapatan tetap (jumlah-nya) ....
- menjadi wirausaha dengan pendapatan tidak tetap (jumlah-nya) , tapi jaaauuuhhhh lebih baik....

DULU, saya adalah karyawan dengan 1 sumber income...
SEKARANG, saya adalah wirausaha dengan 4 sumber Passive income....

DULU, saya punya income yang "pas" untuk menutupi Expenses saya....
SEKARANG, saya punya Passive Income yang besarnya 3x lebih besar daripada Expenses saya....

ceritanya begini...,

saya bekerja (makan gaji) selama 15 tahun....
beberapa kali pindah kerjaan, tapi intinya tetap sama...., yaitu...
- tidur malam jam sekian,
- bangun pagi jam sekian,
- berangkat ke kantor jam sekian,
- ambil jalan / rute yang sama... karena inilah "berdasarkan pengalaman" adalah jalan / rute yang paling cepat,
- tiba di kantor langsung nyalakan computer,
- dst.dst.dst. .....

HAL tsb di atas akhirnya menjadi "kebiasaan" yang harus dilakukan... karena....
- jika tidur terlambat, akibatnya... bangun kesiangan atau tidak "seger").., lalu ter-buru2... , jalan udah macet...., dst.dst.dst. ...
- jika mengambil jalan / rute yang berbeda...., akan telat tiba di kantor...., kerjaan jadi terhambat / terbengkalai. ..., dst.dst.dst. ...

"kebiasaan" tsb menjadi sesuatu yang rutin dan kita merasa inilah yang terbaik buat kita...,
jika hal yang "rutin" ini dirubah...., maka akibatnya... . STRESS...!!!

NAH.....,
jika kita tau bahwa dengan mengerjakan sesuatu seperti tsb di atas (yang rutin), maka hasilnya adalah INI.....

MAKA....,
anda lakukan 10 tahun pun hasilnya adalah INI.....
mungkin menjadi INI plus atau INI plus-plus... ., tapi tidak akan jauh dari INI....

NAH.....,
agar hasil INI berubah menjadi ITU, maka rubahkan cara melakukannya. ..!!!

NAH.....,
yang mo dirubah adalah NASIB-nya (= hasil-nya).. ..

RUBAH-lah... . caranya....
- klo dulu tidur malam jam 12, sekarang rubah jadi jam 10... lalu bangun jam 4 pagi...., coba kerjakan sesuatu.... amati... awalnya STRESS tapi rasakan dan amati dulu.... apa bedanya....

- klo dulu berangkat ke kantor lewat jalan / rute A, sekarang coba jalan / rute B..... amati... awalnya STRESS tapi rasakan dan amati dulu.... apa bedanya....

Apa PERUBAHAN yang saya rasakan..... ???

DULU, saya berpikir.... yang namanya INCOME adalah bekerja.... bekerja... bekerja....
mo INCOME lebih besar / baik.... ya bekerja lebih berat / rajin....

SEKARANG, saya berpendapat. ... yang namanya INCOME adalah UANG masuk secara rutin....
tidak ada hubungannya dengan bekerja... bekerja ringan.... bekerja berat.... bahkan tanpa bekerja pun bisa mendapatkan INCOME...

OLEH SEBAB itu... sekarang, saya lebih suka ber-investasi yang menyebabkan INCOME saya naik (CASHFLOW).. .. dibandingkan dengan investasi yang menghasilkan CAPITAL GAIN....

PENUTUP....

Untuk merubah NASIB anda...
RUBAH-lah caranya...., rubah-lah kebiasaan-nya. ...
dan mulai lah merubah kebiasaan anda SEKARANG juga....

Kenapa harus SEKARANG juga....???

ya... mo nunggu sampe kapan...??? dan apa yang ditunggu...? ??

Silahkan baca tulisan pengalaman NYATA saya di....

Wednesday 6 August 2008

Perimbangan Antara Kecerdasan Dan Instink

Dapet dari Milis :

Mon Aug 4, 2008 2:21 am
Bersamaan dengan itu secara primitif bahwa sejak manusia lahir juga dikaruniai instink (naluri) yang berupa : 1. Naluri dorongan seksual (Sexual Desire), 2. Naluri bertahan hidup (Survive), 3. Naluri persaingan (Competition) dan 5. Naluri pengorbanan diri (Self Sacrifice).
Manusia adalah hewan yang dikaruniai kecerdasan dan hati nurani (akal), maka apabila seorang manusia tidak melakukan kontrol diri atau kontrrol sosial dengan kecerdasan dan hati nurani yang dimilikinya maka dia hanya akan mengikuti nalurinya saja layaknya hewan.

Sebab dalam kenyataannya manusia juga bisa berperilaku seperti hewan ketika manusia hanya mengikuti instink / nalurinya saja, contoh dalam naluri dorongan sexual, manusia bisa seperti ayam jago yang bisa kawin dengan ayam betina mana saja dan perilaku ayam jago sering melakukan tebar pesona kepada ayam betina agar mau dikawini untuk melepaskan naluri dorongan sexualnya.

Dalam naluri bertahan hidup, manusia bisa seperti hewan yang bisa makan apa saja tanpa tahu batas perikemanusiaan dan bisa "memakan" sesama manusia tanpa mempertimbangkan kata hati nurani, semua cara bisa dia halalkan, dia lakukan dan dia gunakan, yang penting naluri survivenya bisa tersalurkan.

Dalam naluri persaingan, manusia juga bisa seperti hewan yang berlaku hukum rimba, siapa yang kuat dia akan berkuasa, bila perlu berkuasa selamanya dan dia mampu mempunyai naluri untuk membunuh semua pesaing-pesaingnya agar kepuasan naluri persaingannya bisa terpenuhi.

Dan dalam naluri pengorbanan diri, manusia juga bisa melewati batas ketika hanya mengikuti nalurinya, dia tidak perduli sang gurunya salah, pemimpinnya salah, keluarganya salah, orang-orang yang dicintainya salah, atau dirinya salah, secara membabi buta dia hanya akan membela mati-matian mengikuti naluri pengorbanan dirinya, dalam naluri ini termasuk adalah men"dewa"kan manusia, bahkan ada manusia yang bisa men"tuhan"kan manusia.

Untuk itu marilah dalam berbisnis kita jangan hanya mengikuti naluri bisnis, gunakanlah kecerdasan intuisi bisnis dan kecerdasan yang lainnya sebagai penyeimbang, sebagai manusia saya sebenarnya tidak setuju dengan istilah naluri bisnis, saya lebih setuju dengan istilah kecerdasan otak kanan dalam bisnis atau lebih tepatnya disebut sebagai intuisi bisnis.

Salam Sukses,

Adib M

www.adibm.com

Wednesday 23 July 2008

Sejauh Mana Seorang Motivator Bisa Menolong Anda?

Dari tulisannya Kang Dadang,

Sejauh Mana Seorang Motivator Bisa Menolong Anda?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Ada sebuah fenomena menarik dalam dunia perseminaran. Terutama
seminar-seminar motivasi. Para motivator hebat berusaha keras
mencurahkan segenap kemampuannya dalam memotivasi perserta. Dan
tentu saja, begitu banyak yang termotivasi sehingga sering terjadi
keriuhan luar biasa didalam ruangan seminar itu. Semakin lihai sang
pembicara membawakan materi trainingnya, semakin terbakarlah
semangat mereka. Dan disore hari, seminar itu pun berakhir. Keesokan
paginya semangat itu masih ada dalam dada para peserta. Seminggu
berikutnya, masih cukup banyak yang tersisa. Waktu sebulan berjalan,
masih lumayan. Sekuartal berlalu, sudah sebagian besar yang tanggal.
Padahal. Bukankah tujuan membayar dan mengikuti seminar itu adalah
untuk menjadikan diri kita lebih handal? Tapi, apakah itu mungkin
jika semua pelajaran dan semangat yang didapat menguap secepat
kilat?

Ada banyak bukti bahwa seminar motivasi sering tidak meninggalkan
bekas yang berarti. Meskipun perusahaan sudah mengeluarkan uang
banyak, namun para karyawan yang dikirim ke seminar itu tidak
menunjukkan perubahan yang signifikan kecuali untuk jangka waktu
yang singkat saja. Perilaku dan sikap mereka kembali `normal' tak
lama kemudian. Mungkin memang benar, bahwa ada begitu banyak faktor
penyebabnya. Tidak perlu dipungkiri bahwa kualitas dan teknik yang
digunakan oleh para motivator merupakan salah satunya. Faktor kedua
adalah, dukungan lingkungan perusahaan itu sendiri. Seseorang yang
saya kenal dengan sangat dekat berkata:"Gue sudah diikutkan training
yang canggih-canggih. Tapi begitu gue presentasikan proposal program
kepada para boss, eeeh, mereka malah mengatakan bahwa this company
doesn't need such sophisticated project…." Orang ini sudah terbang
ke berbagai negara, menempa diri nyaris tanpa henti, dan belajar
dari cukup banyak profesor. Tetapi, perusahaan tidak memiliki lahan
yang cukup subur untuk memungkinkan benih-benih inovasi hasil dari
proses belajarnya tumbuh optimal.

Faktor ketiga tentu saja ada disisi karyawan atau peserta training
itu sendiri. Saya sering bertanya-tanya; apa yang menyebabkan
seorang karyawan dan peserta training seperti kita ini hanya sanggup
mengingat dan menyerap semangat dalam rentang saat yang teramat
singkat? Begitu banyak orang yang percaya bahwa semuanya itu
bermuara kepada sesuatu yang disebut sebagai `follow up'. Oleh
karena itu, tidak terlampau mengejutkan jika saat ini banyak lembaga
training, motivator dan trainer yang menawarkan program follow up
pasca seminarnya. Dan perusahaan yang percaya bahwa follow up itu
penting, bersedia membayar program tambahan itu dengan harapan bahwa
para karyawan bisa benar-benar menuangkan apa yang dipelajarinya
didalam karya nyata kehidupan kerjanya sehari-hari. Lalu, apakah
usaha itu membuahkan hasil? Masih harus kita kaji lebih lanjut.
Mengapa? Karena, segera setelah program follow up tiga bulan, enam
bulan, atau satu tahun itu berakhir, maka nyaris berakhir pulalah
bekas yang ditimbulkannya.

Menurut seorang teman, memang sudah hukumnya begitu; pelajaran yang
didapat dari sebuah seminar hanya bakal nyantol sekilas, laksana
mobil yang melintas dijalan tol. "Lagipula, yang pantas memikirkan
hal begituan itu ya para motivator dan perusahaan," katanya. "Bukan
karyawan seperti kita-kita ini."

Memang, ini bukan tempat yang tepat untuk membahas faktor pertama,
karena adalah diluar jangkauan kita untuk mengomentari para
motivator. Sebab, setiap motivator memiliki gaya, teknik, dan
kemampuan tersendiri. Meskipun tak jarang yang meniru orang lain,
namun keunikannya sebagai individu cukup menjadi bekal bahwa setiap
motivator itu juga unik. Juga, bukan wewenang kita mencampuri
kebijakan perusahaan yang tidak sungguh-sungguh menyiapkan ruang dan
kesempatan tempat tumbuhnya gagasan-gagasan dan sistem nilai baru
yang dibawa karyawannya sebagai oleh-oleh. Tapi barangkali, sebagai
teman seperjalanan dalam proses bertumbuh dan berkembang ini, kita
bisa saling berbagi dalam menemukan jalan terbaik untuk
mengoptimalkan proses belajar kita selama ini. Supaya benar-benar
ada manfaat nyata bagi kehidupan kita.

Suatu waktu, istri saya mengatakan; "Kamu terlalu banyak berpikir,
chayank." Ketika itu saya masih terperangkap dihadapan layar
monitor lap top, sedangkan dia sudah siap dengan perlengkapan
fitness-nya. "Sekarang ikut aku ke fitness center," katanya. Dan
seperti kerbau dungu yang dicocok hidungnya, saya menurut saja.
Karena memang sudah sangat lama kegiatan olah raga saya tidak lagi
teratur, meskipun sangat menikmatinya. Itu bisa menjadi alternatif
hiburan lain selain cream-bath di bioskop dan nonton di salon. Aih,
terbalik ya? Cream-bath di salon dan nonton di bioskop. Wah, boleh
juga tuch kalau membuka salon yang menyediakan personal LCD untuk
memutar film box office saat menjalani cream-bath, dan didalamnya
dilengkapi fasilitas fitness. (Ting…!)

Saya hendak berpindah ke area treadmills saat mata saya menempel di
permukaan sebuah dinding. Ada dua buah kalimat yang sangat menarik
tertulis disitu. Sungguh, saya tidak pernah merasa bosan untuk
menikmati sensasi yang ditimbulkan kedua kalimat itu. Setiap kali
saya datang dan membacanya, selalu ada semangat baru yang tumbuh
didalam diri saya. Jadi, tidak peduli berapa kali saya melihatnya,
saya tidak pernah merasa bosan membacanya. Dan kalimat itu
berbunyi; `Motivation is what gets you started'. Untuk memulai
melakukan hal besar, kita membutuhkan sesuatu yang memotivasi.
Masalahnya, sebuah proyek besar atau perubahan perilaku tidak hanya
bisa diselesaikan dengan sekedar memulainya. Melainkan dengan
menjalaninya secara konsisten, hingga tujuan kita tercapai. Dan
sepertinya kita sudah tahu bahwa para motivator disetiap seminar
hanya bisa mengantarkan anda kepada tahap memulai. Jadi, tidak heran
kalau begitu banyak orang yang menggebu-gebu saat keluar dari ruang
seminar, dan melempem lagi di keesokan harinya.

Orang-orang antusias mempunyai trik tersendiri, yaitu; terus
mengejar kemanapun dan dimanapun sang motivator menyelenggarakan
seminarnya. Dengan cara itu, mereka bisa mempertahankan motivasinya
agar tetap tinggi. Masalahnya, jika waktu kita dihabiskan untuk
membuntuti dan mendengar mereka bicara, kapan kita bertindaknya?
Lagipula, apakah kita akan terus-menerus bergantung pada sang
motivator? Jika uang anda tidak cukup untuk membayar ongkos
seminarnya, apakah anda masih bisa mengikuti sesi-sesinya?

Selain itu, kita perlu menerima kenyataan bahwa motivator juga
manusia. Ada kalanya mereka salah. Kadang mereka terlalu sibuk untuk
menerima telepon penuh rasa ingin tahu anda. Atau sekedar menjawab
email anda. Jika demikian, bukankah perjalanan kita menuju
pertumbuhan bisa terancam? Jadi, adakah alternatif lain selain yang
itu? Tentu saja ada! Tahukah anda, bagaimana caranya? Cari motivator
lain yang tidak akan pernah menomor duakan anda. Yang tidak peduli
apakah saat itu anda memiliki uang atau tidak. Yang bersedia
mendengarkan apapun keluhan anda. Dan yang selamanya ada disisi
anda. Emangnya ada motivator seperti itu? Sebelum saya menjawabnya;
maukah anda menyebut motivator yang seperti itu – jika ada – sebagai
motivator sejati kelas wahid? Ya, anda tentu setuju bahwa motivator
yang macam itulah yang pantas mendapatkan gelar bergengsi itu.
Sebab, hanya dia yang bersedia melakukan segalanya untuk anda.

Apa tadi pertanyaan anda? `Emangnya ada motivator seperti itu?' Saya
bilang; ADA! Percayalah. This kind of motivator really exists here
on the earth! Tahukah anda siapa dia? Dia adalah orang yang paling
dekat dengan anda. Pacar? Bukan. Istri? Bukan. Anak-anak anda? Juga
bukan. Jadi siapa? Anda benar; `diri anda sendiri'. Jika anda mampu
menjadikan diri sendiri sebagai motivator utama dalam hidup anda,
maka anda sudah mendapatkan the true motivational source. Dan.
Itulah. Yang biasa. Kita sebut. Sebagai. Internal motivation.

Selama diri anda ada, maka selama itu pula anda termotivasi. Selama
itu juga anda bersedia meneruskan perjalanan untuk bertumbuh
kembang. Dan, tepat disaat anda secara konsisten mampu menjalaninya,
semua berubah menjadi sebuah kebiasaan. Dan, tepat disaat sesuatu
menjadi kebiasaan, anda mulai merasakan segalanya berjalan secara
otomatis. Tanpa paksaan. Tanpa keharusan. Tanpa perlu energi fisikal
dan emosional yang besar. Persis seperti bunyi selanjutnya dari
kalimat yang tertulis didinding fitness center itu, bahwa: `Habit is
what keeps you going'. Mengapa? Karena anda, baru saja mencapai
sebuah tatanan baru yang disebut sebagai unconscious competence. Dan
itulah saat dimana anda secara sempurna berhasil mengadopsi suatu
perilaku, atau keterampilan baru.

Lima juta tahun yang akan datang, kita semua akan menjadi fosil.
Seorang arkeolog dijaman itu menemukan puing-puing bangunan fitness
center itu. Dan didinding bangunan itu, mereka menemukan sebuah
tulisan kuno. Dan. Ketika diterjemahkan, tulisan itu
berbunyi; `Motivation is what gets you started. Habit is what keeps
you going'. Motivasilah yang mampu mendorong anda untuk memulai
sesuatu. Sedangkan kebiasaan menjadikan anda untuk terus bertahan
dijalur itu, hingga anda sampai kepada tujuan hidup yang ingin anda
wujudkan. Dalam setiap seminar tentang arkeology dan antropology
yang diselenggarakannya; sang arkeolog selalu menyampaikan pesan
dididing fitness center kuno itu. Sebab, dia percaya bahwa; jika
anda berhasil menjadikan diri anda sendiri sebagai motivator
pribadi. Dan anda berhasil membangun kebiasaan-kebiasaan positif
yang bisa menjamin anda terus bertahan dalam setiap perjuangan
hidup. Maka. Anda benar-benar telah menjadi. Manusia modern. Yang
sangat handal.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://dkadarusman. blogspot. com/

Wednesday 25 June 2008

Pelajaran dari Wrren Buffet

Satu lagi dapet dari Milis,

Warren Buffet Orang Terkaya di DUNIA.......
Tulisan berikut merupakan rangkuman 1 jam wawancara dengan,
Investor Legendaris nomor satu di dunia di CNBC.

Warren Buffet saat ini adalah orang terkaya nomor satu di dunia versi
Majalah Forbes, dengan aset pribadi sebesar $ 62 milyar (setara 619
Triliun rupiah!!!),

Angka ini jelas mengalahkan kekayaan Bill Gates,
Almarhum Soeharto,
Tommy Soeharto,
Mayangsari,
Sandra Dewi maupun Bambang Triatmodjo.. .

Buffet sekaligus filantrop/dermawan nomor satu dunia yang telah
Menyumbangkan lebih dari $ 31 milyar (sekitar Rp. 300 triliun!!!) Dana
Pribadinya untuk sumbangan-sumbangan ...

Berikut 9 aspek kehidupannya yang sangat menarik:

1. Buffet memulai investasi sahamnya pada usia 11 tahun,
Dan IA sangat menyesal memulai investasi saham di usia yang terlambat

2. Dia membeli sebuah lahan pertanian kecil pada usia 14 tahun dari hasil
Tabungannya menjadi loper Koran

3. Dia tetap hidup
sederhana dengan gaya hidup yang tidak berubah,
Memiliki rumah dengan 3 kamar tidur kecil di kota kecil Omaha,
Yang IA beli setelah IA menikah 50 tahun yang lalu,
Rumahnya tidak memiliki pagar.

4.Dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa seorang sopir ataupun bodyguard
Di dekatnya

5. Dia tidak pernah bepergian menggunakan jet pribadi,
Walaupun IA memiliki perusahaan jet pribadi terbesar di dunia

6. Perusahaannya, Berkshire Hathaway, memiliki 63 perusahaan.
Ia hanya menulis 1 surat setiap tahun ke CEO perusahaan2nya tersebut,
Memberikan mereka tujuan bisnis yang harus dicapai setiap tahunnya. Ia
Tidak pernah mengadakan meeting atau menelepon CEO2 tersebut,
IA hanya memberikan 2 buah peraturan:
1. Rule number 1: Jangan pernah membuat rugi para pemilik saham
2. Rule number 2: Jangan pernah lupa Aturan nomor 1

7. Ia tidak pernah bersosialisasi di klub-klub orang kaya.
Waktu luangnya setelah IA tiba di rumah IA gunakan untuk membuat popcorn,
Dan menonton TV

8. Bill Gates, mantan orang terkaya di dunia,
Tidak pernah berminat untuk menemui Buffet karena tidak melihat adanya

Kesamaan yang mereka miliki, namun 5 tahun yang lalu Bill mencoba membuat
Agenda untuk bertemu dengan Buffet hanya selama 30 menit. Namun meeting
Tersebut justru berlangsung selama 10 jam,
Bill berbincang-bincang lama sekali dengan Buffet.

9. Buffet tidak pernah membawa hanphone,
Maupun PC/laptop di mejanya,

Nasehatnya untuk Anak Muda:

'Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:

1. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG....
2. Jalani kehidupan Anda sesederhana diri Anda sendiri. Yang penting diri
Anda NYAMAN...

3. Jangan lakukan apa yang orang lain katakan.
Dengarkan saja mereka, namun lakukanlah hanya apa yang membuat Anda
Merasa nyaman (feel good)

4. Jangan membeli barang karena merknya.
Kenakanlah pakaian yang memang membuat Anda merasa nyaman.
5. Jangan menghabiskan uang Anda untuk barang-barang yang tidak penting.
Gunakanlah uang Anda secara bijaksana untuk kebutuhan yang memang
Benar-benar Anda perlukan.
6. Akhirnya, ini semua adalah kehidupan Anda.

"Hidup ini hanya sekali. Mengapa Anda harus memberikan orang lain
Kesempatan untuk mengatur hidup Anda?. Hiduplah dengan gaya Anda sendiri,
Yang penting Anda senang, Anda puas, Anda nyaman, & Anda bahagia..

Saturday 21 June 2008

Stop Killing Yourself

Stop Killing Yourself

Seberapa sering Anda batal melakukan sesuatu yang sangat Anda inginkan, karena komentar orang lain? Dan seberapa sering orang lain undur langkah karena "nasihat" Anda? Beberapa kali. Mungkin sering. Itu "pembunuhan" namanya.

Menjadi "pembunuh" tidak sesulit itu dan tidak perlu masuk penjara pula. Tapi kesengsaraan orang yang "terbunuh" akan berlangsung sepanjang hidupya. Mengerikan? Memang. Jangan mengernyit dulu seolah itu massalah orang lain. Jangan-jangan, Anda pun pernah melakukan "pembunuhan" itu. Atau, bisa jadi Anda sudah "mati" sejak bertahun lalu.

Ini dia cerita yang sudah beredar lama. Disebarkan oleh Anthony Dio Martin. Pada tahun 1933, adalah seorang Jerry Siegel yang beride menciptakan tokoh superhero. Tokoh ini tenaganya lebih kuat dari besi, bisa terbang dan berasal dari planet lain. Jerry mengajak Joe Shuster yang pandai melukis untuk mewujudkan tokoh ini.

Tapi, gambaran manusia super pada masa itu dianggap tidak menarik. Komik itu tak kunjung laku, hingga waktu berjalan enam tahun. Puncaknya, mereka berdua mendengar kalau editor Detective Comics membutuhkan komik strip. Penuh semangat, keduanya menawarkan komik mereka.

Para editor Detective Comics menertawakan hasil karya mereka dan bilang, "Wah, tidak akan ada yang percaya dengan ide komik seperti ini. Gambarnya murahan dan tak mungkin laku dijual." Dera frustrasi sepanjang enam tahun (tak hanya sekali itu mereka ditertawakan), membuat keduanya menjual komik serta segala hak ciptanya dengan nilai hanya USD 130. Mereka berdua percaya bahwa komik mereka buruk, tidak akan laku, dan memang pantas dinilai segitu.

Tak lama setelah itu, komik mereka ternyata laku keras dan jadi pujaan semua orang. Hingga hari ini, si tokoh superhero itu sudah difilmkan, ditevekan, dengan jumlah merchandise tak terkira. Siapa yang tak kenal Superman?

Siegel dan Shuster hidup miskin ketika tokoh ciptaan mereka berjaya. Pada tahun 1975, ketika publik Amerika menekan Detective Comics, akhirnya mereka berdua mendapatkan jaminan finansial.

Anthony Dio Martin menyebut, apa yang diucapkan oleh Detective Comics terhadap Siegel dan Shuster sebagai killer statement. Kadang killer statement ini diucapkan tidak dengan maksud khusus, tapi dampaknya bisa membuat orang lain (atau Anda) merana.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya kerap melakukan rangkaian "pembunuhan" terhadap diri sendiri. Pisau tajam itu berbentuk ungkapan yang (sepertinya) biasa-biasa saja, padahal kejamnya luarbiasa.

Anda bilang: "Duh, susah amat..."
Orang lain bilang: "Sudahlah, lupakan masalah finance ini. Kamu pasti kesulitan, kan? Kita bicara masalah lain yang lebih enak buat kamu saja."
Kedengarannya baik hati sekali orang itu. Ungkapan itu membuat Anda benar-benar merasa kesulitan dengan masalah finance. Padahal, Anda hanya belum menemukan orang yang tepat, yang dapat menerangkannya dengan crystal clear.

Anda bilang: "Mana mungkin aku bisa..."
Orang lain bilang: "Ngapain sih, kamu ngurusin soal ini? Nanti malah berantakan, kacau balau."
Jangan langsung percaya pada omongan orang soal kemampuan Anda. Yang paling tahu apa yang Anda bisa adalah diri sendiri. Ganti kata "tidak mungkin bisa" dengan "belum bisa". Kalau memang Anda tertarik pada masalah tertentu, pelajari saja. Biarkan orang lain "menggonggong".

Anda bilang: "Aku kan, lemah di bidang itu..."
Orang lain bilang: "Anak IPS kok, mau ngomongin soal astronomi. Kamu kan, lebih jago ngomongin ekonomi."
Sekali lagi, tak seorang pun berhak menentukan siapa lemah di bidang apa. Kata siapa lulusan Sejarah hanya boleh tahu soal sejarah? Bukan tidak mungkin, dia juga menguasai prinsip dasar Fisika dan menyenanginya, kan? Jadi, jangan mengaku lemah, dan jangan mengiyakan tuduhan orang atas kelemahan itu.

Anda bilang: "Kenapa sih aku enggak pernah bisa nulis?"
Orang lain bilang: "Kamu perlu usaha ekstra keras untuk bisa punya novel. Tulisan kamu enggak enak dibaca."
Sekarang semua orang menulis. Jumlah blog ada jutaaan. Artinya, sebanyak itu pula penulis di dunia maya. Pasti lebih. Apakah semuanya profesional? No. Apakah semuanya berbakat? Absolutely no. Tapi, di mana ada mau, di situ ada bisa.
Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua perlu proses. Hari ini mungkin tulisan Anda tak enak dibaca. Memangnya tidak ada hari esok? Dan lusa? Kejarlah mimpi Anda untuk jadi penulis, dan buatlah novel. Buatlah orang lain terbelalak.

Mulai hari ini, jangan lecehkan orang lain, apalagi diri sendiri. Tak perlu ada yang "mati" hari ini. Juga esok nanti. Selamat membuat hal besar!


Candra Widanarko

http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/03/09064530/stop.killing.yourself

Monday 19 May 2008

Kalau Hanya Ada Satu Pemenang – Mengapa Kita Ikut Bertanding?

Dapet dari milis, posting kang Dadang

Kalau Hanya Ada Satu Pemenang – Mengapa Kita Ikut Bertanding?


Salah satu alasan mengapa kita memiliki frase `kalah sebelum
bertanding' adalah karena pada kenyataannya begitu banyak orang yang
enggan untuk ikut dalam pertandingan menyusuri hidup. Hanya karena
mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah menjadi pemenang. Jika
hidup kita adalah soal kalah dan menang, mungkin cara berpikir itu
bisa diterapkan. Namun, pada kenyataannya hidup kita tidak selamanya
tentang kalah dan menang. Memang, ada kalanya kita harus terlibat
dalam permainan seperti itu. Jika kita tidak mengalahkan orang lain,
maka orang lain akan mengalahkan kita; dan kita menjadi pecundang.
Namun, sebagian besar kegiatan dalam hidup kita bukan soal itu.
Melainkan soal; bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam banyak situasi; `menjalani' hidup itu lebih
penting daripada hasil akhirnya.

Anda tentu masih ingat sebuah kisah klasik tentang seorang lelaki
lugu yang tengah duduk diteras sebuah kedai dipinggir jalan. Ketika
mendekatkan cangkir kopi ke bibirnya, dia terperangah, karena tiba-
biba saja ada segerombolan orang yang berlarian. Ia lalu bertanya
kepada pelayan;"Kenapa sih orang-orang itu pada berlarian begitu?"
Sang pelayan menjawab:"Ini perlombaan lari marathon, Tuan." Ia
tersenyum dengan ramah, kemudian melanjutkan: "Pemenangnya akan
mendapatkan sebuah piala." Katanya. Lalu lelaki itu berkata;"Kalau
hanya pemenangnya yang mendapatkan piala, kenapa orang-orang yang
lainnya juga pada ikut berlari...?"

Kemungkinan besar, didunia nyata tidak ada manusia yang cukup lugu
untuk melakukan dialog seperti itu. Setidak-tidaknya dalam
konteks `lomba lari marathon'. Kita semua tahu bahwa pemenang lomba
lari marathon hanya satu orang. Atau paling banyak 3 orang. Jika
panitia berbaik hati menyediakan hadiah sampai juara harapan ketiga
seperti ketika kita sekolah di TK dulu, maka jumlah pemenangnya
paling banyak ada 6 orang. Tetapi, kita tidak cukup bodoh untuk
mempertanyakan; "Mengapa ratusan orang lainnya ikut berlari juga?"
Tetapi, mari cermati kehidupan sehari-hari kita. Secara tidak
langsung kita sering mengajukan pertanyaan naif seperti itu. Kita
begitu seringnya bertanya; kenapa orang kecil seperti kita mesti
kerja habis-habisan? Paling hasilnya cuma segitu-gitu juga.

Ketika masih disekolah menengah dulu, saya beberapa kali mengikuti
10K Marathon Competition. Dalam perlombaan itu, selalu saja ada
atlet profesional dari pelatda yang ikut serta. Tapi, jumlah mereka
tidak banyak. Sedangkan, ratusan peserta lainnya adalah mereka yang
paling banter hanya berolah raga seminggu sekali saja, termasuk saya
dengan tubuh kerempeng dan napas yang pas-pasan ini. Bahkan ada juga
peserta yang sudah lanjut usia. Nyaris tidak mungkin kami bisa
menang. Kami semua mengetahui hal itu. Tapi, mengapa kami tetap ikut
perlombaan itu? "Ya, kenapa Kakek mengikuti perlombaan ini?" Anda
boleh bertanya begitu kepada si Kakek veteran perang kemerdekaan
yang ngotot mau ikut perlombaan. Dan dia akan menjawab: "Kakek mah,
yang penting sehat, cucu. Tidak apa-apa menang juga. Yang penting
sehat...." Alah, yang penting sehat, kata si Kakek.

Kalau anda tanyakan itu kepada orang dewasa lainnya, mereka akan
menjawab: "Demi kesehatan, Mas. Kita perlu berolah raga. Kalau
menang syukur. Tidak juga yah, tidak apa-apalah. Yang penting
sehat." Sedangkan, gadis-gadis remaja berusia belasan tahun akan
menjawab:"Tau deh, Mas. Pokoknya seru ajjah. Bisa ketemuan sama
teman-teman. " Dan dari para lelaki kecil yang sedang puber seperti
saya waktu itu, mungkin anda akan mendengar:"Asyik Mas. Banyak cewek
kece yang ikutan...." Pendek kata, ada begitu banyak alasan mengapa
orang ikut serta dalam perlombaan lari marathon itu; meskipun mereka
tahu tidak akan menang. Dan diakhir pertandingan, kita selalu bisa
menemukan senyum kepuasan disetiap wajah yang mengikuti perlombaan.
Ketika sang atlet pelatnas naik pentas untuk menerima tabanas;
setiap orang ikut merasa puas. Tidak ada iri dihati ini. Sebab, dari
awal pun kita sudah tahu bahwa hadiah tabanas dan piala itu bukan
untuk kita.

Kita mempunyai bagian masing-masing dalam perlombaan itu. Sang
Kakek, mendapatkan kesempatan untuk berolah raga dengan gembira demi
kesehatannya. Para pemuda senang dengan keringat yang membasahi
seluruh tubuhnya. Para remaja gembira karena bertemu dengan rekan-
rekan seusianya. Sambil ngeceng satu sama lain. Dan tampaknya, semua
orang mendapatkan kemenangannya masing-masing. Kecuali orang-orang
yang memilih tidur dibawah selimut. Dan mereka yang hanya nongkrong
dipinggir jalan yang dilewati para pelari.

Lomba lari marathon mungkin sudah bukan olah raga populer lagi
dijaman ini. Tetapi, esensinya masih tetap ada hingga kini.
Kehidupan kita, tidak ubahnya seperti perlombaan lari marathon itu.
Ada sejumlah hadiah disediakan bagi mereka yang berkoneksi sangat
kuat. Bermodal teramat besar. Dan berkedudukan begitu tinggi. Namun,
jika saja orang-orang yang tidak memiliki semua keistimewaan itu
memilih untuk berhenti sebelum bertanding; kehidupan kita mungkin
akan berubah wajah. Menjadi sebuah ironi ketidakberdayaan.
Untungnya, sebagian besar manusia sederhana yang kita lihat adalah
orang-orang tangguh. Mereka adalah pejuang hebat yang tidak mudah
menyerah. Tengoklah mereka yang tidak pernah lelah untuk terus
merengkuh hidup. Mengagumkan sekali. Meskipun mereka tahu bahwa
tidak mungkin untuk mendapatkan pendapatan sejumlah miliaran atau
sekedar ratusan ribu rupiah saja; namun mereka tetap melangkah, ikut
terlarut dalam geliat hidup. Mereka tidak hendak berhenti. Sebab,
sekalipun tahu bahwa uang besar adalah jatah orang-orang besar,
namun ikut terlibat dalam permainan keseharian adalah pilihan yang
paling bijaksana.

Jika kita berkesempatan untuk menyasar ke pasar-pasar pada pukul dua
pagi, kita akan menemukan orang-orang dari jenis ini. Tukang
gorengan. Para penyapu jalan. Para petugas pembersih toilet digedung-
gedung perkantoran. Para buruh tani. Ibu-ibu tukang cuci pakaian.
Para hansip dan petugas keamanan. Para guru bantu disekolah-sekolah
reyot . Aih, betapa banyaknya orang yang ikut dalam lari marathon
kehidupan ini. Apakah mereka akan mendapatkan piala? Tidak. Lantas,
mengapa mereka ikut berlari? Karena, mereka ingin mengajari kita
tentang hidup. Mengajari kita? Ya. Mengajari kita. Karena kita yang
lebih beruntung ini sering sekali menyia-nyiakan hidup. Kita
terlampau mudah untuk berkeluh kesah. Ketika kita tahu akan kalah,
kita langsung menyerah. "Untuk apa kita bekerja jika dibayar dengan
upah murah? Cuma membuat kaya para pengusaha saja!" Begitu kita
sering berkilah. "Ngapain susah-susah begitu jika hasilnya cuma
segini?" Kemudian kita memilih untuk tidur lagi. "Kalau begini
caranya, aku berhenti saja!" Lalu kita keluar dari arena. Malu kita
oleh orang-orang sederhana itu.

Padahal, Ayah dan Ibu sudah menyekolahkan kita dengan bersusah
payah. Mereka mengumpulkan rupiah, demi rupiah. Dengan terengah-
engah. Supaya kita bisa kuliah. Setelah kita lulus sekolah? Kita
menjadi orang-orang yang begitu mudahnya untuk menyerah kalah.
Setiap kali dihadapkan pada jalan yang menanjak sedikit saja, kita
sudah cepat merasa lelah. Ketika tersandung dengan kerikil kecil
saja, kita sudah mengeluh seolah kehilangan kaki sebelah. Bukan
peristiwanya yang menjadi musibah. Melainkan sikap kita untuk
memilih menjadi manusia bermental lemah.

Malu kita oleh orang-orang sederhana itu. Meskipun mungkin mereka
tidak sepintar kita. Tidak sekolah setinggi kita. Tidak berkulit
semulus kita. Namun, semangat mereka dalam menjalani hidup, bukanlah
tandingan bagi kita. Cobalah sesekali tengok garis-garis wajah
mereka. Disana kita akan menemukan sebuah gambaran tentang hidup
semacam apa yang mereka jalani setiap hari. Tidak lebih mudah dari
kita. Sekalipun begitu; mereka enggan untuk berhenti. Mereka terus
berlari. Untuk berlomba dalam marathon ini. Perlombaan yang
hadiahnya mereka definisikan sendiri. Yaitu; menunaikan panggilan
hidup. Dan, apakah sesungguhnya panggilan hidup itu? Untuk menjalani
kehidupan itu sendiri. Dengan segenap bekal yang telah Tuhan berikan
didalam diri kita masing-masing. Bersediakah kita mendayagunakannya?

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://dizhang.multiply.com/
http://www.dadangka darusman.com/

Catatan Kaki:
Hidup tidak selamanya tentang kalah dan menang. Melainkan tentang
bagaimana kita menjalaninya dengan tindakan-tindakan yang memberi
makna positif

Wednesday 14 May 2008

Point dari pandangan RK

Point dari pandangan RK adalah meningkatkan income/cashflow dari segala kuadran (dari E, S, B dan I). Bukan dari statusnya. Apakah kamu Karyawan, atau Pengusaha???
Jika Income sudah tinggi, diinvestasikan ke kuadran B dan I yang menghasilkan Passive Income.
Jika Passive Income sudah tinggi (dari kuadran B dan I), maka bekerja di kuadran E adalah pilihan, bukan keharusan.

Salesman.
Saya tidak pernah bekerja sebagai Salesman, dan tidak mempunyai latar belakang itu. Tapi OK2 aja tuch....!!!!

Banyak perusahaan yang mempunyai training yang baik, seperti Indofood, Unilever, Astra dsb.dsb.dsb.
Tapi yang paling baik, menurut RK, adalah Networking. Coba baca " Business School. For people who like helping people" .

Semoga bermanfaat.


Note : kalo mau cari bukunya RK
Beli aja di http://tokobukutaro.com
Toko Buku Online lengkap harga hemat
Dapet diskon gitu....

tambah lageeee

Menurut RK ada 3 jalan untuk mencapai keberhasilan finansial, yaitu;
1. Bisnis (saya punya Alfa/kuadran " B" dan Yogen/kuadran " S" )
2. Properti (saya punya apartemen sewaan/kuadran " I" )
3. Paper Asset (saya lagi/sedang belajar Index dan Options).

Target utama saat ini adalah CASHFLOW. Bisnis dan Properti (di atas) menghasilkan cashflow. Cashflow naik, di-investasikan ke Bisnis dan Properti lagi. Hasilnya cashflow lagi. Setelah cashflow mencapai 3x lebih besar daripada Expenses, masuk ke Paper Asset. Target Paper Asset adalah CAPITAL GAIN. Punya Capital, di-investasikan kembali di Bisnis dan Properti dengan akselerasi yang lebih cepat karena punya capital yang besar.

Target saya, tahun depan punya 1 Alfamart lagi. Ketika target ini tercapai, maka income saya menjadi 3x lebih besar daripada Expenses saya. Artinya, setiap bulan saya punya kemampuan melakukan investasi sebesar 2x Expenses saya atau investasi yang saya lakukan tidak akan mengganggu dapur dan kebutuhan keluarga saya sekeluarga.

Jadi dari semua buku RK yang saya baca, tujuan utamanya (intinya) adalah CASHFLOW....CASHFLOW....CASHFLOW....

Tingkatkan Cashflow/Income anda (dari segala kuadran) sampai dengan minimal 3x lebih besar daripada Expenses anda. Pada saat hal itu tercapai maka kerjaan anda adalah investasi...investasi...investasi...baik untuk cashflow maupun capital gain.

Investasilah untuk menghasilkan Pasive Income. Ketika Pasive Income mencapai 3x lebih besar daripada Expenses, maka anda telah mencapai Financial Freedom (F/F).

F/F = 3PI > Expenses.

Semoga bermanfaat.

Salam,
BUDI Rachmat

Garis Besar Buku Robert T Kiyosaki

Daripada di bodohin ma agen MLM yang terus memakai bukunya RK sebagai senjata, seakan akan bukunya RK adalah kitab sucinya MLM, akhirnya dapet ini dari mas Budi di milis IYE.

Thanks mas Budi maaf tulisan anda saya cuplik tanpa ijin dahulu

From: Budi Rachmat [mailto:budi_rachmat@yahoo.com]
Sent: 28 Agustus 2004 22:10
To: ......@yahoogroups.com
Subject: Robert T.Kiyosaki: pemikiran dan
implementasinya

Rekans,

Saya mo sharing tentang Robert T.Kiyosaki dan
pemikirannya.

Saya sudah baca -+ 9 buku RK dan menurut saya yg
dikemukakan oleh RK adalah mengenai INCOME/PENDAPATAN
atau tepatnya CASHFLOW/ARUS KAS.
BUKAN STATUS (sebagai karyawan/pegawai atau pemilik
small shop atau pemilik Big Bisnis atau Investor).
Jadi yang dikemukakan adalah darimana sebenarnya income/pendapatan itu berasal, bukan apa status kita.

Nah... darimanapun income itu bisa berasal dapat diklasifikasikan kedalam kuadran E,S,B,I.

Contohnya;
Income seorang dokter bisa berasal dari E,S,B,I yaitu;
- pagi dia praktek RSUP sebagai pegawai negri ==>
income dari kuadran E.
- sore praktek di rumah sebagai dokter ahli ==>
income dari kuadran S.
- dia punya klinik bersama yang dikelola para
profesional ==> kuadran B.
- dia beli beberapa apartemen/rumah untuk dikontrakan
==> kuadran I.

Tidak ada yang " tidak baik" dari kuadran2 tersebut,
menurutku yg " tidak baik" adalah bila tidak mempunyai
income.

Setiap kuadran mempunyai karakter masing2, antara
lain;
- kuadran E dan S (Kiri) adalah Aktive Income.
Dimana untuk mendapatkan income tsb diperlukan WAKTU
yang sangat signifikan.

- kuadran B dan I (Kanan) adalah Pasive Income.
Dimana untuk mendapatkan income tsb tidak diperlukan
WAKTU yang banyak/panjang, seperti di Aktive Income.

Pandangan lainnya yang menarik dari RK adalah hubungan
antara INCOME dan EXPENSES dengan ASET dan LIABILITI (kewajiban), yaitu;
Aset : adalah harta/pekerjaan/sesuatu yang
menciptakan INCOME,
Liabiliti : adalah harta/pekerjaan/sesuatu yang
menciptakan KEWAJIBAN/expenses.

Sebelum baca buku RK, saya pikir, rumah, mobil,
apartemen yang saya miliki adalah Aset.....
eecchhh.... setelah baca buku, ternyata Liabiliti.....
karena telah meciptakan KEWAJIBAN... bayar listrik,
air, penjaga rumah, bensin, service dsb....

Pandangan lainnya, yaitu FF = 3PI > Expenses, yaitu:
seseorang yang disebut Financially Freedom jika Pasive Incomenya 3 x lebih besar dari pada Expensesnya.

Garis besar isi daripada buku2 RK, sbb;

1. CASHFLOW QUADRANT, mengenai darimana aja sebetulnya
income bisa diperoleh?? Bagaimana sifat daripada
income tsb??....... sumber income adalah E/S/B/I.

2. RICH DAD POOR DAD. Cerita " perjalanan
hidup/pemikiran" Robert T. Kiyosaki
===>>> yang pada akhirnya timbul konsep financial
yaitu Cashflow Quadrant, di atas.

Si Rich Dad, orang tua temennya yang menjadi
pembimbing financial-nya.
Muda cukupan, tua kaya-raya. Karena mempersiapkan
income dari B&I.

Si Poor Dad, orang tua kandungnya.
Muda cukupan, tua miskin. Karena hanya mengandalkan
income dari kuadran S.

Ke-2 buku di atas adalah " JIWA" dari seluruh
buku/pemikiran RK, sedangkan buku2nya yang lain...., menurut-ku, lebih ke bagaimana caranya (How to) untuk mencapai PASSIVE INCOME....

3. BUSINESS SCHOOL. Cara merubah mental jika mo
memindahkan income dari kuadran Kiri (E&S) ke kuadran
Kanan (B&I).

4. RICH KID SMART KID. Cara/perlunya memberikan
pelajaran Financial sedini mungkin.

5. RETIRE YOUNG RETIRE RICH. Cara/perlunya mempunyai
Financial Plan untuk income kita sendiri.

6. GUIDE TO INVESTING. cara/trik2 investasi yang aman
dan potensial.

7. REAL ESTATE RICHES. cara/trik2 investasi dibidang
property.

8. WHO TOOK MY MONEY. cara/trik2 untuk investasi
jangkan panjang.

9. SUCCESS STORY. cerita2 pendek dari mereka yang
mengikuti

"Stay Hungry. Stay Foolish"

Sumber milis IYE
Pidato Steve Job, pendiri Apple dan Pixar

Pidato Steve Job di Acara Wisuda Stanford University:

"Stay Hungry. Stay Foolish"

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.

Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik
Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.

Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran bayi perempuan karena ingin. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka menjawab:
"Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai r endah an-habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-masa itu tidak selalu menyenangka n. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh:

Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang. Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik
dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya
bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi,
takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat banyak
perbedaan dalam kehidupan saya.

Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.
Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.

Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.

Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan. Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley . Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu
mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan
hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian
Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama
sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang
ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park , dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: "Stay Hungry. Stay Foolish."
(Jangan Pernah Puas. SelaluMerasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu. ..Stay Hungry. Stay Foolish.

(Diterjemahkan oleh Dewi Sri Takarini, alumni sebuah perguruan tinggi di Australia )