Wednesday 19 October 2011

Cara Memperbaiki Flash Disk yang Tidak Bisa Diformat dan Tidak Terdeteksi

Cara Memperbaiki Flash Disk yang Tidak Bisa Diformat dan Tidak Terdeteksi
sumber : Yoga Budhi Prawira on 28/02/2011

Terinspirasi dari teman saya yang flash disknya rusak, saya menulis artikel ini untuk memudahkan apabila anda mempunyai masalah yang sama tentang flash disk yang rusak. Pada awalnya flash ini dipinjam temannya ke warnet, tapi tiba-tiba komputernya reboot sendiri dan flash disk yang ditancapkan pun hanya terdeteksi removable disk selain itu juga ada perintah untuk memformat, namun tidak bisa diformat karena write protected. Akhirnya saya muter-muter cari di google akhirnya ketemu juga caranya. Memang banyak versinya, tapi ini adalah cara yang paling ampuh untuk menghidupkan kembali flash disk.

Nah, biar ga muter-muter, langsung saja ini caranya :

1. Pastikan flash disk masih bisa terdeteksi dan mungkin terbaca removable disk serta tidak bisa diformatRemovable Disk
2. Kita cari VID dan PID, alias ID Vendor dan ID Product flash disk kita dengan cara melihatnya lewat software usb viewer. Softwarenya bisa didownload disini.
3. VID dan PID dilihat di device connectednya, akan muncul Ox[PID] atau Ox[VID]Cari Device Connected

4.Lihat penjelasan ID Vendornya di http://www.linux-usb.org/usb.ids.
5.Lalu kunjungi website http://flashboot.ru/iflash.html
6.Isi data VID dan PID flash kita di kotak pencarian bertuliskan VID dan PID.Masukkan VID dan PID

7. Klik tombol di sampingnya (bahasa rusia, jadi gue ga tau)
8.Maka akan muncul daftar nama flash disk dan detailnya, cari yang sesuai dengan flash disk anda.Muncul hasil pencarian

9. Setelah itu, copy paste tulisan yang berada di kolom paling kanan, di baris yang sesuai dengan flash disk anda ke kotak search di kanan atas website itu.
Copy paste di kotak search
10.Maka akan muncul software yang harus anda download

Muncul hasil pencarian
11. Klik pada hasil pencarian.

12.Untuk mendownload, klik tombol bagian bawah
13. Cara downloadnya klik tombol bawah artikel tersebut
14. Anda dibawa untuk memasukkan kode verifikasi Masukkan kode verifikasi


15.Isi dan tekan tombol, lalu software akan didownload

16.Ekstrak file, lalu buka software, seharusnya flash disk anda akan langsung terdeteksi
17.Klik start
18. Nah, tunggu beberapa saat sampai flash disk anda normal kembali.

Setiap tipe flash disk mempunyai software formatting masing-masing, jadi bisa saja kalau software tidak bisa digunakan oleh flash disk yang berbeda.

Selamat mencoba.

Friday 7 October 2011

Cara pengurusan Surat Ijin Pengusaha Angkutan (SIPA)

Dari milis Logic

Surat Ijin Pengusaha Angkutan (SIPA)

A. Dasar Hukum
* UU No 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 No.75, Tambahan Lembaran Negara No.3436).
* UU No 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 No.246 Tambahan Lembaran Negara No.4048)
* PP 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 No 509 Tambahan Lembaran Negra No.3527).
* PP 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaraan Negara Tahun 1993 Nomor 60 Tambah Lembaran Negara No.2528.
* PP 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan ( Lembaragn Negara Tahun 1993 No 61 Tambahan Lembaran Negara No.3529).
* PP 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan Pengemudi ( Lembaran Tahun 1993 Tambahan Lembaran Negara No.62 Lembaran Negara No.3530 ).
* Perda No 17 Tahun 2001 Tentang Retribusi Cetak Tulis (Lembaran Daerah Tahun 2001 No.51 ).

B. Persyaratan

* Photo copi indentitas kendaran bermotor / STNK
* Surat keterangan kendaraan bermotor yang menyatakan telah memenuhi persyaratan laik jalan.
* Persyaratan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan.
* Tanda pembayaran ijin usaha angkutan dan tanda pembayaran retribusi cetak tulis.

C. Prosedur Pelayanan

* Mengajukan permohonan sesuai persyaratan yang ditentukan.
* Membayar retribusi sesuai dengan berat Janis yang diperbolehkan.
* Diproses untuk pembuatan ijin usaha selama 4 hari.
* Pemohon menerima surat ijin usaha angkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

D. Biaya

(tergantung dari Dishub setempat) /data dibawah ini sebagai contoh.

* JBB kurang dari 3500 kg adalah Rp.4500
* JBB 3500 kg s/d 8000 kg adalah Rp.7500
* JBB lebih dari 8000 kg adalah Rp.12.000

E. Waktu Penyelesaian 
Proses penerbitan Izin paling lama 1 (satu) hari, dengan catatan persyaratan lengkap dan pejabat penentu kebijaksanaan berada di tempat.

F. Tempat Pengurusan
Dishub setempat.

Salam,
Dicky W
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Wednesday 5 October 2011

Bincang - Bincang tentang Kereta Api di negeri kita

Moda transportasi KA salah satu moda transportasi yang aman, efektif dan efisien untuk mengangkut orang maupun barang.
Tapi kondisi KA di negeri kita memprihatinkan meski angkutan KA ini sudah sejak lama ada.

berikut petikan diskusi rekan rekan di milis Logic-ID
**********************************************************************
Kemarin saya berkunjung ke Kantor Pusat PT KAI dan diterima oleh beberapa pejabat setingkat VP, saya sempat menanyakan mengapa pengembangan KAI kok lambat, padahal sudah disubsidi Pemerintah, namun jawabannya cukup mengejutkan bahwa pemerintah cenderung untuk mengembangkan angkutan jalan raya ketimbang KAI, apa betul?. Kayanya menarik untuk dikaji, apalagi kalau pak Patria juga  hadir.
Terimakasih,
Salam,
wayan

Yth : Pak Wayan menurut saya jawaban apa yang disampaikan teman2 PT KAI secara factual memang seperti itu, tetapi ada suatu kondisi dimana pimpinan PT KAI/pengambil keputusan di KAI memiliki kepercayaan diri yang berlebihan terhadap per usahaan sehingga kurang adap tif dengan lingkungan, kasus pembangunan tol Cikampek-Bandung tidak diantisipasi dgn baik, sehingga  dampaknya sangat terasa bagi bisnis KAI baik sektor penumpang/barang dgn pengalaman tsb utk Tol ko ridor Cirebon-Cikampek PT KAI relatif lebih siap.
Info yg saya dapat bhw KAI melalui Ditjen Perkeretaapian memiliki sejum lah proyek2 pembangunan infra struktur jalan KA di Jawa, Sumatera, termasuk rencana KAI membangun kereta api di Bali untuk wisata. Tk@Patria

Dear Wakari,

Membaca tulisan anda, rasanya saya kurang sepakat dengan pernyataan pejabat PT. KAI tersebut, di kementerian perhubungan sudah ada masing2 Dirjen yg mengurusi masing2 moda, termasuk perkereta-apian juga sudah ada Dirjennya sendiri, seharusnya mereka dpt fokus dalam mengembangkan moda transport yang di bawah tanggungjawabnya.
Saya sendiri, skrg bekerja di PT. PELNI, cukup merasakan bahwa bukanlah pemerintah yg tdk concern, tapi jalur birokrasi yg memperlambat pengembangan moda transportnya.Regards,
Hana Suhardi

Dear Pak Hana Sutardi,

Mungkin juga benar birokrasi yang menjadi kendalanya, saya tidak tahu persis, karena waktu itu saya menanyakan kenapa kereta api di Indonesia kurang maju, sedangkan kereta api merupakan angkutan masal. Saya bandingkan dengan pembanunan Rel Kereta Api ganda dr Tanjung Enim ke Palembang, sampai saat ini belum ada kemajuannya, justru pengangkutan melalui truk sangat dominan, jika malam hari dari Tanjung enim ke Palembang memakan waktu 5 jam kadang lebih karena harus menyusul truk yang konvoi, kalau siang hari atau pagi hari hanya 4 jam saja.

Demikian pak Hana Suhardi, semoga saja pemerintah concern karena batu bara merupakan sumber devisa yang menjanjikan, disampin tambang lainnya.

salam,
wakari

Dear pak Wakari,

Soal pembangunan rel kereta utk pengangkutan batubara, saya rasa itu masalah yg cukup komprehensif, dimana bukan hanya melibatkan pemerintah pusat sbg pemutus kebijakan infrastruktur transportasi nasional, tapi juga keterkaitannya dgn pemerintah daerah dan stakeholders lain. Seperti kita ketahui, moda transportasi darat jalan raya adalah moda yg paling mudah penanganannya dibanding moda lainnya, selain itu kita juga harus fikirkan dampak dari pengoptimalan rel ganda tsb, pasti organda atau persh trucking setempat akan menolak.
Hal tsb saya alami juga utk transportasi laut, di daerah kota baru kalimantan selatan.. Bahkan hal ini lebih menarik lagi, jangankan rel kereta, bahkan jalan rayanya pun belum diperhatikan maksimal. Terus bagaimana competitive advantage logistik kita bisa terwujud?Regards,
Hana Suhardi

KONCO2KU,
membaca kesimpulan2 ttg PT. KAI maka utk jelasnya masalah moda K.A. tak maju2 sedangkan K.A. Indonesia salah satu yg tertua di dunia (zaman belanda) telah ada di perkebunan2 + Dandels anyer - penarukan , kerja rodi & pengorbanan leluhur kita !

Banyak kepentingan2 Politik dan Business !! Jepang sangat tak mau memajukan moda K.A. krn mematikan business Otomotif nya , sebetulnya KAPAL - BARGES yg hrs dimajukan , sekarang ada China yg hrs kita adu dgn Jepang dlm INVESTASI sarana2 kedepan .
Moda K.A. adalah moda termurah di darat, Jepang sangat mengembangkan K.A. demikian juga China , terus membangun fasilitas REL K.A. tapi di Indonesia ? mati suri !!
kita banyak di dikte Jepang , mari kita sadar, mari generasi muda Indonesia berani maju & bangkit berbenah.

dlm hal otomotif saja banyak perlindungan utk Jepang dgn alasan proteksi industri Dalam Negeri dan Gani pernah berkata pd pejabat2 tinggi kita....  melindungi industri lokal ber LEBIH an !!! ingak ingak lah , kita MEMBODOHI bangsa !!
PT. KAI hanya sebentar maju & bangkit dlm era dirut. pak Anwar Supriadi saja, setelah itu tidur & mimpi2 saja .
Gani punya data2 lengkap ttg aset K.A. sayang  dhilangkan teman.

Gani pernah masukin alat Multilift sewaktu pak anwar tapi di pegat LLAJ (dwi wahyono) alasan container hrs pakai design trailer , truk rigid telah dilarang, sedangkan truk Gani sudah 4 sumbu roda (awal thn 1987) secara MST tak melanggar !! sehingga alat tsb mubazir , pejabat belum meng hargai technology !! dan belum tahu arti & akibat nya bila tak memakai techn. jadi posisi kita sangat terkebelakangan di dunia, dampaknya sekarang bagi logistic .

Thn 1987 pamanku sofyan wanandi pernah tahu dan berbicara pd kami di gemala, bhw 86% devisa negara habis terpakai oleh import kendaraan...
bayangkan income Jepang dari market Indonesia s/d waktu ini masih monopoli oleh Jepang , merek2 mrk kelihatan bersaing tapi sebetulnya tidak, telah di atur oleh MITI Jepang, dan yg paling tahu ttg design2 apa ? dan siapa2 yg diberi bermain !! adalah kami di Gemala !! Gani adalah salah satu saksi sejarah perkembangan industri otomotif Indonesia krn promotor/founder berdirinya Gemala otomotif .

Gani pernah di undang oleh pejabat tinggi China yg bersedia membantu dlm investasi infrastruktur kita dlm jumlah yg sangat besar sekali melebihi cadangan devisa Nasional , tapi setelah berbicara dgn petinggi kita , utk masukan bantuan luar tak gampang kita telah di kontrol world bank , akhirnya bantuan tsb gagal masuk.

membaca email ttg PT. KAI , yg PENTING adalah JARAK , banyak jarak yg hrs diperhatikan yg memerlukan perthitungan BIAYA dan WAKTU ,SEMUA AKTIFITAS DEWASA INI berpikir ttg hal ini , bila barang maka perpindahan moda BIAYA .
Mencapai stasiun K.A. saja udah terbuang waktu dan biaya yg cukup besar akibat kemacetan2 di mana2 maka berdasarkan hal2 ini maka TIMBULAH BUS KECIL TRAVEL ( 7 - 11 penumpang) dgn jaminan 1 org saja tetap jalan !! luar biasa

tapi bila pengusaha CERMAT & kompak maka dpt singgah ke outlet2 yg ada penumpangnya hanya dlm 1 route perjalanan yg sama . Akhirnya terbaca KA Parahiyangan tutup, maka heboh lah kita semua, siapa yg salah ? bukan siapa2 hanya pengguna jasa sudah mikirin KECEPATAN , disekitar mrk berada/tinggal  saja ada travel bus ,CEPAT , mudah, di total2 cost perjalanan murah (bila turun naik ojek/angkot,metro mini, bus kota etc. 
dewasa ini di mana2 moda bus mini travel menguasai trspt jarak dekat - sedang , utk jarak jauh maka Bus besar masih Ok.

kembali ke Barang , turun naik barang BIAYA  & RESIKO (rusak & hilang) maka diciptakan alat2 yg dpt memindahkan Container / body truk (bayangkan sebagai forklif)  
atau ada juga DESIGN RAIL ROAD, moda trspt seperti trailer yg dpt di gendong diatas RAIL , sesampainya di stasiun yg dituju bisa dipisahkan lagi rangkaian  nya dan dpt ditarik lagi oleh truck head , bisa kita bahas bila ikutin paparan ku ( Gani ) tgl 15/10 di Bandung (kontak pak setijadi)  inilah selalu Gani berkata ttg pentingnya arti DESIGN dan MODA bagi logistic ,
 sangat2 mampu nurunin cost dan percepatan waktu , tak ada lagi ongkos bongkar muat ber X X X , less risk , bila hal2 ini telah kita pikirin dan hargain maka tuntas lah masalah logistic memakai moda K.A. jauh lebih murah & lebih safety.

ada moda short sea shipping (container barges ) dgn pola memakai regulasi ASDP bukan perumpel krn domestic activity utk beberapa propinsi kita krn karunia alam SUNGAI , murah , cepat, sederhana .

demikian konco2 ku sedikit tangkapan gani ttg moda K.A. di Indonesia. dan sampai jumpa tgl 15/10 di Bandung pd paparan Gani , mari bersatu ber benah dan PASTI BISA , himbauan ku bangkitlah generasi muda bangsa ku , tunjukan kemampuan kita bersama membangun negeri tercinta , mari berbuat & mendukung program UNIT KERJA PRESIDEN , mari menjaga sarana JALAN sebagai aset termahal kita bersama dan demi kelancaran Logistic Nasional .

wass H Gani


--
Best regards,
Taro
Ocean Export Department
CV. Putra Sejahtera Mandiri
C/O PT. Uniair Indotama Cargo Semarang
Tel.:+62-24-3563373/75; Fax:+62-24-3520731
Mail to : cspsm1@putrasm.com
Skype:taro.netz

Thursday 29 September 2011

Laporan dari Bangkok - Thailand International Logistics Fair (TI-Log)

Berikut laporan dari Pak Togar, semoga bermanfaat.
sumber milis logic id
---------------------------------------
Rekan-rekan ysh.,

Minggu lalu tepatnya hari Kamis sampai Sabtu (22-24 September), saya berkesempatan mewakili MLI dalam forum Thailand International Logistics Fair (TI-Log) di Bangkok atas promosi Pak Khairul. Saya ingin menyampaikan beberapa catatan berkaitan dengan kegiatan tersebut:

1. Undangan para pakar dan perhimpunan sekitar 20 orang dari negara-negara ASEAN, ditambah dengan India, Cina, dan Jepang. Sementara yang hadir dari Indonesia adalah Wahyu Tunggono (Pandu Logistics), H. Jimmi Krismiardhi (Pandu Siwi Sentosa), dan saya sendiri (MLI).

2. Hari Kamis kita berkumpul di suatu ruangan untuk berbagi pandangan tentang ASEAN Connectivity dikaitkan dengan "logistics connectivity", forum kecil yang dihadiri oleh 50 orang ini memberikan masukan apa saja yang perlu dibenahi terkait dengan "physical connectivity", "institutional connectivity", dan "people to people connectivity". Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah sangat dekat pada tahun 2015 tetapi persiapan masih jauh di bawah target. Hari pertama ini dimulai dengan pembukaan TI-Log oleh menteri Bappenas Thailand sekalian pemberian penghargaan terhadap 3 perusahaan yang memenangkan kontes Export Logistics Model Awards (ELMA). Mereka sangat bangga dengan perusahaan-perusahaan Thailand yang berhasil mengembangkan sayapnya ke luar negeri.

3. Hari Jumat para pembicara termasuk saya menyampaikan pandangan dalam simposium dengan peserta sekitar 300 orang. Antusias orang Thailand tampak dari jumlah peserta yang tidak berkurang sampai jam 3 siang. Saya membawakan makalah dengan judul " human capital development in the ASEAN logistics connectivity". Topik ini mendapatkan sambutan hangat dari Vietnam, Thailand, dan Laos. Delegasi Vietnam mengatakan mengapa belum ada studi tentang kebutuhan pendidikan dan pelatihan logistik dan bagaimana kita bersama-sama membangun standar.

4. Hari Sabtu adalah kunjungan ke 3 perusahaan yang mememangkan ELMA: Thai DHL Supply Chain, SGC Supply Chain, dan Laem Chabang Port. DHL punya divisi khusus yang melakukan cross-docking untuk Makro. Tugasnya adalah mendistribusikan FMG ke 42 stores Makro se Thailand. Merka cukup berhasil dan katanya sudah dilirik sama Tesco dan Carrefour. SCG supply chain pada awalnya mengembangkan distribusi semen, sekarang sudah menguasai Indocina untuk PVC dan komoditas lainnya. SCG cukup mahir pada coastal logistics. Perusahaan ini akan masuk ke Indonesia (saat ini bekerjasama dengan Kokoh Logistics), mereka mengkhususkan diri ke distribusi batubara. Sementara Laem Chabang Port akan mengembangkan 3 dermaga yang dapat menampung 18 juta TEU per tahun. Kapasitas otomotifnya saja dapat mengirimkan 1 juta mobil per tahun, dan sudah memperkenalkan layanan e-port.

Hasil simposium dan kunjungan ini memberikan kesan kepada kita:
1. Thailand serius mempersiapkan diri dan berambisi menjadi pemimpin di Indocina. Mereka mempunyai apa yang disebut Anticipated Development Goals.
2. Thailand lebih berpikir sistem dibandingkan dengan Indonesia dalam menata sektor logistiknya.
3. Standar Human Capital merupakan peluang yang perlu dibenahi dengan segera di ASEAN.
4. Hubungan MLI dengan himpunan logistik lainnya di ASEAN perlu terus dipelihara.

Peserta dari Vietnam yang bernama Ngo Thanh Minh menyampaikan salam kepada Pak Khairul.
Demikian yang dapat saya sampaikan.
Terima kasih atas perhatiannya.

Salam,
Togar
-----------------------------------------------

Monday 19 September 2011

Menghitung Ongkos Logistik

Diskusi dr milis Logic-ID
-----------------------------------------------------
Ongkos logistik yang mahal dan kebijakan pemerintah

Rekans ysh.,

Akhir-akhir ini banyak kalangan yang menyatakan bahwa biaya logistik di Indonesia adalah tinggi dan menjadi sumber ekonomi biaya tinggi. Kalau diukur dari PDB maka ongkos logistik Indonesia antara 20-25%. Kalau diukur dari harga jual produk, ada yang mengatakan bahwa ongkos logistik sekitar 25-30% dari harga jual produk ke pelanggan. Pertanyaan yang menggelitik: Apakah memang demikian? Mengapa ongkos logistik yang tinggi itu terjadi? Kebijakan apa yang perlu diterapkan oleh Pemerintah untuk menurunkan biaya logistik?

Mari kita lihat apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain.
Logistik mempunyai dua mata pisau: sebagai pemampu yang memungkinkan terjadinya transaksi dan sebagai beban biaya yang harus dikeluarkan. Semakin tinggi nilai tambah dari waktu, lokasi, dan kuantitas dari kegiatan logistik, maka semakin baik bagi perputaran ekonomi. Di lain pihak, semakin panjang rantai logistik, maka semakin mahal. Bagaimana mengatahui bahwa rantai logistik itu mahal? Salah satunya adalah dengan menggunakan metode waktu/biaya - jarak yang menggambarkan keterkaitan biaya dan waktu dalam proses transportasi (lihat http://www.unescap.org/ttdw/common/TFS/ImprovingTx/VV1/All/Introduction-Time-Cost.asp). Kalau garis transportasi semakin vertikal maka ada yang tidak beres pada transportasi. Ada hambatan atau kemecetan yang perlu diselesaikan. Identifikasi di mana masalah adalah langkah pertama dalam mencari solusi.

Apakah sudah ada studi yang mengukur mahalnya biaya logistik? Hasil penelitian Lembaga Penelitian Ekonomi Masyarakat (LPEM UI) pada tahun 2005 menunjukkan biaya logistik di Indonesia mencapai 14,08 persen dari total biaya produksi, sementara di Jepang hanya 4,08 persen (lihat http://www.tempo.co.id/hg/ekbis/2005/09/12/brk,20050912-66475,id.html). Apakah ini data yang valid?

Mengapa ongkos logistik mahal?
- apakah karena konektivitas yang jelek terutama prasarana jalan, pelabuhan, dan antar moda?
- regulasi (aturan main) yang tidak jelas? siapa yang bertanggung jawab atas penurunan biaya, apa insentif bagi perbaikan?
- perilaku manusia (kartel dan perkoncoan ataupun kong-kalikong) pada prinsipnya bagi-bagi rejeki?
- lemahnya teknologi termasuk ICT?

Bagaimana memperbaiki keadaan? Dari sisi perusahaan dapat menerapkan pembiayaan logistik (lihat https://fisher.osu.edu/supplychain/pdf_files/SCCOSTING.pdf) yakni bagaimana bisa memperbaiki waktu, mutu, biaya, dan fleksibilitas.

Kalau antar perusahaan (dalam level industri secara keseluruhan), dapat dilakukan perbaikan dalam arena: kolaborasi, segmentasi, koordinasi, optimisasi sistem, standardisasi, dan liberalisasi. (lihat http://www.cefic.org/Documents/IndustrySupport/supply_chain_excellence.pdf).

Apa kita-kita jawaban kita bila ada yang bertanya kebijakan apa yang dapat dijalankan Pemerintah Indonesia (mungkin kementrian perhubungan) dalam menekan mahalnya ongkos logistik ini?

Salam,
Togar

------------------------------------------------------------------------------------------------
Terimakasih prof Togar atas pemicu idenya..
Ada beberapa pertanyaan saya:
1. Sebenarnya bagaimana menghitung ongkos logistik sebuah barang? Sehingga kita bener-bener tahu seberapa mahalnya?
2. Tentang peran pemerintah. Kalau melihat master plan pengembangan ekonomi indonesia - uu no 32 thn 2011, ada bbrp kementerian yg tergabung untuk membenahi sist perekonomian, termasuk di antaranya sist logistik. Nah, salah satunya kementerian perdagangan. Apa peran yg sebaiknya mereka ambil? Tentunya selain kementerian perhubungan..

Mohon pencerahannya..
Terimakasih

Rini
-----------------------------------------------------------------------------------
Dear Rini dan Rekan-rekan Di Logic,
Dear Prof Togar,
 
Mohon izin untuk menjelaskan.
 
Rekan-rekan sekalian, sampai saat ini kita masih terpaku atau terikat pada paradigma bahwa biaya logistics itu mahal, kata-kata mahal ini sesungguhnya sesuatu yang rancu atau bias, karena yang selalu menjadi dasar adalah logistics cost biaya logistics negara lain yang semua kondisinya sangat berbeda dengan negara kita, ini benang merah yang harus kita pahami, karena pemerintah kita dengan negara lain berbeda, korupsi negara kita, berbeda dengan negara lain, kondisi geografis kita berbeda dengan negara lain, ICT negara kita juga berbeda dengan negara lain, harga barang-barang kita juga berbeda dengan negara lain, dasar-dasar inilah yang sesunggunya harus kita pahami pada saat kita memberikan ukuran tentang mahal tidaknya sebuah biaya logistics.
 
Mari semua kita samakan persepsi kita dalam dunia logistics aplikatif, bahwa biaya logistis selalu diukur dari harga jual sebuah barang, dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan logistics. kemudian kita masuk kepertayaan diatas, Logistics costnya itu meliputi apa saja?:
 
Secara umum, logististics cost bisa kita kelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu;
1. Biaya logistics untuk keperluan produksi atau kita sebut Inbound Logistics cost, yang meliputi biaya logistics untuk kegiatan import row material - produksi.
2. Biaya Outbound Logistics, yaitu biaya yang dikeluarkan dari mulai produksi - end user/customer.
 
Semua aspek yang masuk didalam 2 kegiatan besar di atas, apakah itu WH ( RM, FG, Hub, dll ), kemudian Transport ( Primary, secondary ) biaya IT, biaya Handling, dll dihitung dalam satu kesatuan, kemudian dibandingkan dengan harga jual product yang dihandle.
 
Rasio secara umum adalah :
  1.  Consumer Goods : 1% - 7%. 
  2. Electronics : 3% - 10%.
  3. Mining, Oil & Gas : 0.5% - 3%.
  4. Automotive : 0.5% - 3%.
  5. Chemical : 3% - 7%.
  6. Textile : 2% - 7%.
  7. Pharmaceutical : 0.25% - 3%.
  8. Others : 1% - 7%.
 Semakin rendah harga suatu product, semakin besar volume atau kemasannya dan semakin luas jaringan distribusinya, maka akan semakin tinggi rasio biaya logisticsnya.
Penyebaran product hanya di pulau Jawa, tentu logistics costnya akan lebih murah dibandingkan dengan product yang penyebarannya diseluruh Indonesia ( catatan harga jual sama ). dst.
 
Prof Togar, mohon maaf kalau masih ada yang kurang.
Semoga penjelasan diatas, bisa membantu memberikan pencerahan kepada rekan-rekan sekalian. Jika Logistic cost merasa tinggi, bandingkanlah dengan product sejenis dari perusahaan yang lain, yang area distribusinya juga sama.
 
Terima kasih,
Regards,
Sugi Purnoto
MLI

---------------------------------------------------------------
Dear Pak Sugi dan Bapak/Ibu lainnya.
 
Jika saya lihat pemaparan ini, rasio yang diberikan Pak Sugi mendekati dengan rasio logistic cost (outbound) yang saya jalani sabagai praktisi di FMCG untuk pengiriman ke seluruh Indonesia (domestic).
Rasio ini hanya sampai mata rantai pemindahan hak penyerahan barang yang biasanya di level Distributor, Retail Besar atau Modern Trade.
 
Saya kira ongkos logistik yang dimaksud oleh Pak Togar adalah secara makro yaitu inbound & outbound serta sampai level end user.
 
Atau ada pandangan lain dari rekan2.
 
Salam,
Yaswandi Kardi

-----------------------------------------------------------------------
Salam pak Togar,

Di tempat saya bekerja, rata-rata logistic cost berkisar 17%-20% dimana alokasi terbesar pada biaya gudang. Ini pun masih jauh dan belum menggunakan sistem transportasi maupun pergudangan secara modern. Ini masih di luar biaya sistem ERP yang mendukung logistik dimana penggunaan SAP termasuk cukup besar kontribusinya pada biaya secara keseluruhan. Kadang terasa memprihatinkan, pakai SAP kok tidak optimal infrastrukturnya...

Meski tidak memiliki data akurat, saya melihat bahwa pergudangan menjadi biaya besar dalam bisnis kami - karena transaksi distribusi tidak seperti consumer goods - salah satunya dipicu tingginya biaya gedung yang saya lihat bukan saja kompleksitas masalahnya seperti tingginya harga bahan bangunan, rumitnya perizinan, biaya konstruksi, biaya maintenance yang mahal karena harga spare part pendukung pun tidak murah (misal, harga batere forklift saja yang second bisa mencapai 40 jt untuk forklift 2 ton), belum lagi hak guna bangunan di negara ini hanya 1/3 dari China (70 th) apalagi Thailand (80th), dan juga tambahan angka 'catutan' selama pembangunan gudang. Di Pulogadung, gudang baru hanya dengan fasilitas docking bisa lebih dari 60 ribu per meter tanpa ERP! Sewa pergudangan menjadi sangat mahal dan tidak kompetitif sehingga banyak perusahaan 3PL service berkelana mencari land lord ke pinggiran-pinggiran meski mereka punya nama besar di dunia internasional.

Mengenai transportasi, saya masih menggunakan jasa transporter yang jauh dari kelas dunia, tanpa tracking, kalau mau tahu tracking ya telp dulu, beberapa jam baru tahu statusnya, masih lemah safetynya dan jangan bermimpi punya laporan compliance CO2 report Euro II meski dari principle kami memintanya. Ini terjadi bukan saja karena beratnya menanggung target penurunan biaya atas logistic cost dan terlalu besarnya gap biaya antara transporter dengan service level yang 'hanya' sedikit di atas servicenya. Sebagai contoh, transporter kami sanggup mengganti 100% barang hilang tapi tanpa traceability via internet seperti transporter lain, padahal jika dibandingkan, biaya pengiriman ke Surabaya 'cuma' 25% dari kebanyakan transporter. Tentu para pengusaha truk tahu persis soal rute balikan. Tentu saja para pengusaha truk masih berani memainkan harga lebih rendah asal tidak ada tembak2an SIM, KIR, tebar kotak korek api, harga spare part truk sepanjang jalan plus jalan mulus tanpa macet - karena yang ini jelas-jelas besar pengaruhnya terhadap umur pakai spare part dan konsumsi bahan bakar, dan tentu saja, harga bahan bakar.

Kelihatannya saya pesimis sekali, namun logistik itu masalah kompleks karena pemutar roda ekonomi yang tidak bisa diproses tanpa dukungan yang terintegrasi. Kesalahan kebijakan publik atas pra sarana logistik dijamin halal akan menguliti keberlangsungan biaya secara keseluruhan. Sebagai contoh, meski tiap tahun kita sibuk dengan perbaikan jalur pantura di Jawa Barat tapi juga tidak membangun jalur yang sama baiknya sebagai penghubung antara sumber industri dan jasa dengan customernya, tidak akan terbangun secara terintegrasi dan tidak akan serta merta menurunkan biaya logistik. Dalam sejarah, pembangunan jalur Daendels memang meningkatkan kontribusi besar secara ekonomi, namun membunuh perlahan pelabuhan Cilacap, Tegal, Cirebon, dan harga komoditas dari daerah selatan Jawa Tengah yang melalui pelabuhan naik 30%. Apa kita nggak bosan melihat transporter Jakarta ke kota-kota di Sumatera, satu kota harus satu perusahaan ekspedisi akibat biaya tambahan jika multiple destination? Bagaimana perusahaan transporter akan maju jika mereka hanya melayani Jakarta - Medan saja? Bandingkan dengan jalur Jakarta - Surabaya, kita masih bisa menggunakan satu truk dari Jakarta dan menurunkan barang di beberapa tempat. Itupun, efisiensi transporter masih belum sepenuhnya baik, karena setelah Semarang, mungkin truk 4 ton tinggal mengangkut 1 ton ke Surabaya!!!! Jika tingkat fulfilment transporter di atas (estimasi kasar saya) 70% di setiap titik destinasi, maka saya yakin biaya transportasi akan turun bisa mencapai 20%. Ini menunjukkan bahwa kebijakan bukan hanya urusan bahan bakar, jalan, perizinan, tetapi lebih strategis seperti program-program jangka panjang, lay out antar daerah, keseimbangan kebijakan pusat dan daerah, dan lain-lain. Dalam kacamata besar, blue print seperti GBHN saya pikir masih diperlukan, asal terstruktur baik.

Saya sangat berharap pemerintah serius membuat kebijakan strategis yang terintegrasi sehingga saya bisa menikmati mangga di Jakarta dengan di daerah tidak besar gapnya dan bukan kebijakan PU membuat jalan besoknya PLN gali lubang pasang kabel listrik dan besoknya lagi Telkom pasang kabel optik, lalu hari minggu enak2-nya tidur, kita ngomel2 karena air mati, listrik mati, telp mati karena PDAM menggali lagi buat pasang pipa baru!!! :D

Hanya dua 'kethip'...
Salam dan mohon maaf kalau tidak berkenan.....

Adi N

Thursday 15 September 2011

Reformasi Pelabuhan di Indonesia

Berikut ini tulisan dari milis Logic-ID yang sangat menarik dan bermanfaat. Visi pelayanan pelabuhan yang lebih baik lagi.
Reformasi Kepelabuhanan Mudah-mudahan sistem yang diterapkan di 11 pelabuhan Indonesia bagian barat ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi Performance Indicator yang sedang kita bahas bersama. Sistem pelayanan kapal, barang dan petikemas menggunakan teknologi berbasis web yang dapat diakses menggunakan jaringan Internet memiliki parameter ukuran dalam lingkup Port-To-Port, yakni: 1. Jika kapal beserta muatannya ingin dilayani maka coba taati 1 x 24 jam sebelum kapal sandar anda sudah mengajukan PKK (Pemberitahuan Kedatangan Kapal) ke pelabuhan tujuan. 2. Pastikan anda sebagai Perusahaan Agen Pelayaran beserta PBM (Perusahaan Bongkar Muat) telah mengadakan Rapat Kapal minimal 24 jam sebelum kapal sandar dan pastikan anda telah berkoordinasi dengan pihak pelabuhan agar Operator Pelabuhan setempat tidak mengambil kendala kekurangan informasi dalam membuat RPK/ OP (Rencana Penambatan Kapal dan Operation Planning) Khusus Pelayanan Petikemas: 1. Pastikan anda telah menyusun profile muatan kapal anda berbasis UN/ EDIFAT yang dikenal dengan Baplie Data atau jika anda kurang familiar dengan Baplie Data maka anda dapat mengajukan profile muatan kapal anda menggunakan format excel yang nantinya secara sistem menjadi data untuk mengolah kegiatan bongkar sebelum kapal sandar.  2. Pengajuan butir 1. di atas minimal 24 jam sebelum kapal sandar. 3. Untuk kegiatan muat maka pastikan anda telah melakukan Booking Stack minimal 4 (empat) hari sebelum kapal sandar sehingga petikemas dapat ditempatkan di lahan petikemas berdasarkan berat container, size-nya serta pelabuhan tujuannya. 4. Unit Kerja Perencanaan dan Pelaksanaan Bongkar Muat di Pelabuhan setempat akan bekerja secara elektronik mengolah data bongkar muat anda sehingga dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal keberangkatan kapal. 5. Sistem juga sudah terhubung dengan Instansi Bea Cukai khususnya yang berkenaan dengan validasi Nomor SPPB serta Nomor NPE dengan standard waktu pelayanan hitungan detik saja. 6. Jika tidak karena cuaca atau teknis peralatan bongkar/ muat serta hal-hal yang berhubungan dengan status HS Code kepabeanan terhadap PIB, BC 2.3 dan PEB maka sistem dapat berjalan sebagaimana yang diuraikan dan RPK/ OP di atas. Mengenai durasi waktu: Customer care Pelabuhan setempat dapat memberikan informasi yang tepat mengenai permasalahan yang ada sehingga apa anda sudah anggarkan dalam waktu dan biaya dapat diprediksi di depan sehingga anda dapat memberikan informasi kepada langganan jasa anda secara akurat dan dapat menciptakan loyalitas terhadap jasa-jasa pelayanan yang telah anda bangun selama ini dengan mereka. Menurut saya lamanya Bongkar/ Muat khusus untuk petikemas itu maksimal 5 hari untuk jumlah box bongkar dan muat sebanyak 500 container. Tahun depan akan ada aplikasi bagi dunia usaha logistik yang dapat bekerja secara machine-to-machine antara Shipment Booking dari Shipper dan Consignee sehingga tidak ada lagi re-entry yang dapat menyebabkan human error. Itu saja share dari saya dan bagi mereka yang ingin melihat demo bagaimana aplikasi yang telah terpasang di 11 pelabuhan ini bekerja dapat menghubungi saya. Saya akan melayani anda dalam sajian SCM beserta Performance Indicator-nya. Rudy Sangian

Delivery Issue Time

Delivery Issue Time - Masalah masalah yang timbul dalam proses pengiriman


berikut hasil diskusi dr milis ALI
Beberapa faktor delivery time:
1. Traffic Jam. Sedapat mungkin hindari waktu dan tempat yang sering terjadi
kemacetan
2. Proses konsolidasi kendaraan pengangkut barang lama sehingga barang tidak
langsung sampai ke tujuan. Ini bisa diatasi dengan sistem charter atau negosiasi
awal pada jasa ekpedisi untuk memastikan barang bisa langsung jalan atau tidak.
3. Faktor alam (jalan rusak, gelombang laut tinggi). Atur strategi lain.
4. Human error (missroute, sopir nakal). Gunakan GPS, terapkan system rewards
and punishment
Lepas dari semua di atas, jika kita menggunakan jasa ekpeditur buatlah kontrak
kerja sama yang mengatur delivery time.

Terima kasih
Harsono

Nambahi mas indra,
Perihal delivery issue time sedikit tambahan utk how to nya,
Jika unit sdh dilengkapi gps, tinggal under instruction pic yg kontrol gps ( toleransi durasi berhentinya unit )

Jika manual tanpa gps,
Drivernya aja diberikan prosedur sms dilokasi muat, keluar gudang muat, tiba dilokasi bongkar) artinya kita tinggal calculate standart delevery time yg ditetapkan dan waste time nya.

dan mulai dibiasakan ada dokumentasi case closed di management ( teguran tertulis) terkait unperformance driver atau vendor. Dengan begitu minimal mulai menanamkan habit sense of belonging for resolution time.

Salam,

Vanny